Seputar Madina

SMGP Akui Sosialisasi Ada Meski Kurang Optimal

Satu warga dievakuasi ke RSU Panyabungan setelah keracunan dari uap sumur pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sibanggor, Mandailing Natal (25/1/2020)

JAKARTA (Mandailing Online)  – Pihak PT SMGP menyatakan bahwa sudah melakukan sosialisasi sebelum kegiatan pembukaan sumur SMP-T02.

Itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan Kementerian ESDM serta manajemen PT SMGP, Rabu (3/2/2021) di Jakarta terkait tewasnya 5 warga Sibanggor Julu, Mandailing Natal pada 25 Januari 2021 pada saat pembukaan sumur SMP-T02.

Direktur Teknik Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) Riza Glorius menerangkan sosialiasi sudah dilakukan. Hanya saja diakuinya belum optimal lantaran pemberitahuan kegiatan buka sumur disampaikan kepada kepala desa dan melalui pamflet.

Alhasil di saat Hari H pembukaan sumur, masih ditemukan warga yang bekerja di ladang/sawah di radius sekitar 96 meter dari sumur. Petugas keamanan pun berusaha untuk evakuasi lantaran warga mengaku tidak tahu ada kegiatan pembukaan sumur. Padahal seharusnya di radius 300 meter harus steril dari pihak yang tidak berkepentingan maupun warga.

“Yang disampaikan bahaya kebisingan oleh security bukan gas H2S. Kok sekarang baru kasih tahu dan ternyata tim (sosialisasi) hanya menyampaikan ke kepala desa,” ujarnya dilansir Investor Daily.

PLTP Sorik Marapi Unit II 45 megawatt (MW) merupakan dua dari lima proyek panas bumi yang dijadwalkan beroperasi pada tahun ini. Empat proyek PLTP lainnya adalah PLTP Sokoria Unit-1 berkapasitas 5 MW, Dieng Small Scale 10 MW, Sorik Marapi Unit-III 50 MW dan Rantau Dedap 86 MW. Sehingga, total kapasitas PLTP yang ditargetkan operasi tahun ini mencapai 196 MW.

Kementerian ESDM telah menghentikan seluruh aktivitas ini termasuk untuk operasi PLTP Sorik Marapi Unit I berkapasitas 45 MW, serta pengeboran dengan dua unit rig dan kegiatan pengembangan lain di Proyek PLTP Sorik Marapi Unit II.

Sebelumnya di tempat yang sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya mal operasional dari kegiatan pembukaan sumur SMP-T02 milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).

Peristiwa yang terjadi pada 25 Januari lalu itu memakan korban lima orang meninggal dan 54 warga mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya telah menyelesaikan investigasi dari kejadian tersebut.

“Kesimpulan kami dari hasil investigasi telah terjadi mal operasional dilapangan. Kejadian ini termasuk kejadian bahaya kategorat berat termasuk lingkup kecelakaan panas bumi. Ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya Sorik Marapi,” kata Dadan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu (3/2) dilansir Investor Daily.

Dadan mengungkapkan hasil investigasi menemukan perencanaan kegiatan buka sumur kurang matang lantaran waktu kegiatan berubah-ubah. Kemudian persiapan pengamanan buka sumur tidak diikuti oleh seluruh pihak yang terlibat. Alhasil tidak semua pihak memahami bila terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Misalnya untuk security hanya kepala security saja yang hadir,” ujarnya.

Dari investigasi, lanjut Dadan, terungkap peralatan dan instalasi penunjang belum siap atau lengkap. Sebagai contoh peralatan komunikasi tidak dibawa oleh semua petugas serta peralatan deteksi gas tidak dibawa. Bahkan sosialisasi ke masyarakat mengenai bahaya dari pembukaan sumur pun kurang optimal.

Sumber dikutip dari : Investor Daily
( https://investor.id/business/hasil-investigasi-esdm-temukan-mal-operasional-sorik-marapi )

Editor : Dahlan Batubara

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.