Seputar Madina

Sorikmas Mining Butuh 500 Pekerja

Panyabungan
PT Sorikmas Mining (SM) membutuhkan sekitar 500-an tenaga kerja saat masa eksploitasi atau produksi, yang direncanakan dimulai akhir tahun 2011 mendatang. Perusahaan tersebut juga akan mengutamakan karyawan atau pekerja lokal yang berasal dari Mandailing Natal dengan mengedepankan keahlian yang dimilikinya.

Leohara Situmeang, Bagian Humas PT SM, saat ditemui METRO di kantornya yang terletak di Desa Pidoli, Kecamatan Panyabungan, Madina, Senin (27/9) menuturkan, PT SM yang beroperasi di Gunung Sihayo Sambung meliputi dua kecamatan yakni Kecamatan Siabu dan Nagajuang saat ini memiliki lebih dari 200-an pekerja. 200-an pekerja tersebut terdiri dari beberapa tipe.

“Saat ini jumlah seluruh karyawan dan pekerja di PT SM sekitar 200-an orang. Dari jumlah itu sekitar 30 persen sudah karyawan, sedangkan 70 persen masih sebagai pekerja harian yang digaji sekali dalam setiap 15 hari. Dari jumlah karyawan 30 persen itu sebagian besar dari karyawan lokal. Sedangkan pekerja harian yang berjumlah 70 persen itu keseluruhannya juga merupakan pekerja lokal yang bertugas di daerah operasi PT SM,” beber Leohara.

Diungkapkan Leohara, saat ini PT SM masih dalam tahap eksplorasi atau penelitian serta sedang berjalan ke tahapan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang dilakukan tim konsultan pihak perusahaan. Proses Amdal ini sudah berjalan sejak bulan Juni 2010 lalu.

“Amdal juga sudah berjalan oleh tim konsultan PT SM di Jakarta. Dari hasil Amdal ini nantinya akan bisa dipastikan kapan akan dimulainya produksi atau eksploitasi, karena hanya tim konsultan yang bisa pastikan itu. Dan apabila konsultan mengatakan tidak layak untuk dilanjutkan, bisa saja perusahaan akan menghentikan operasinya. Perusahaan saat ini masih terus melakukan eksplorasi menunggu hasil Amdal tersebut,” ujarnya. Sebelum masuknya masa produksi, lanjut Leohara, PT SM akan melakukan rekonstruksi atau pembangunan baik berupa pabrik atau pemukiman bagi para karyawan nantinya.

Sementara jumlah karyawan yang akan dibutuhkan PT SM apabila telah masuk ke masa produksi bisa mencapai 500-an karyawan dan bisa juga lebih dari jumlah itu. “Diperkirakan perusahaan akan berproduksi di akhir tahun 2011 atau bisa juga di awal 2012 menunggu hasil Amdal dari konsultan, karena konsultan biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk bisa mengetahui hasilnya. Sebelum memasuki tahap produksi, perusahaan akan melakukan rekonstruksi, dan di sinilah diterimanya nanti penambahan karyawan itu,” tambahnya.

Masih dijelaskan Leohara, PT SM dalam hal penerimaan karyawan nantinya sebelum masuk masa produksi, mengutamakan warga pribumi terutama bagi penduduk 13 desa yang ada di dua kecamatan. Sebab 13 desa ini adalah desa yang wilayahnya dekat dengan daerah operasi PT SM.

Ke 13 desa itu yakni untuk Kecamatan Siabu, Desa Tanggabosi 1, Tanggabosi 2, Tanggabosi 3, Tanjung Sialang, Hutagodang Muda, Muara Batang Angkola. Sementara untuk Kecamatan Nagajuang yakni Desa Banua Rakyat, Banua Simanosor, Tambiski, Tanjung Nauli, Humbang, Tarutung Panjang, dan Desa Sayur Matua.

“Ke-13 desa ini memang desa yang berada dekat dengan lokasi tambang emas di Sihayo. Meskipun belum masuk ke tahap produksi, PT SM sudah memberikan kontribusi sebagai tanggung jawab sosial dari perusahaan ke warga sekitar seperti pembangunan sarana air bersih. Karena, PT SM sebagai perusahaan kontrak karya memiliki beberapa kewajiban yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah dan akan memperoleh sanksi dari pemerintah pusat apabila ada pelanggaran atas peraturan itu,” jelasnya.

“Sedangkan untuk pemerintah, pihak perusahaan juga akan mengeluarkan kewajiban-kewajiban seperti pajak yang akan diketahui nantinya berapa persentasenya sebagai PAD bagi pemerintah daerah, begitu juga dengan pemerintah pusat,” tambah Leo mengakhiri.

Untuk diketahui, saat sosialisasi Amdal di aula Hotel Paya Loting, Panyabungan, Kamis (8/7) lalu, konsultan sekaligus Wakil PT SM di Kabupaten Madina, Washington Tambunan mengatakan, rencana kegiatan penambangan mas di Sihayo atau wilayah Kecamatan Siabu dan Nagajuang dalam wilayah kontrak karya PT SM, data teknisnya meliputi luas kontrak karya seluas 66.200 hektare, sedangkan luas rencana lahan pinjam pakai untuk kegiatan eksploitasi seluas kurang lebih 3.000 hektare. (wan)
sumber: metrotabagsel

Comments

Komentar Anda