Berita Sumut, Seputar Madina

Sumut resah isu penculikan anak


MEDAN – Sepekan terakhir ini, isu penculikan anak yang disebarkan melalui pesan singkat (SMS) meresahkan warga Sumatera Utara, khususnya Medan.

Pasalnya, ada sekelompok orang jahat khusus melakukan aksi penculikan terhadap anak untuk diambil organ tubuh mereka, seperti ginjal, jantung mata dan hati.

SMS yang menyebar ke warga isinya, “Polsek atau Polres Madina memohon maaf untuk semua. Diumumkan kepada Anda, ada penculikan anak, dewasa, orangtua sudah sampai di Penyabungan.”

Selanjutnya, “Sudah dapat empat anak yang diambil bagian dalam tubuh terutama mata dan jantung. Penculiknya baru tertangkap dua orang.”

Kemudian, “Masih ada 148 orang yang diculik. Semua berita ini kenyataan, tolong bantuan kerja sama, waspadailah mobil APV Abu-abu bernomor polisi B 18xx.”

Sms itu beredar ke ponsel sejumlah warga dari sumber yang mengaku Slamet Riady. Sejumlah orangtua yang ditemui mengaku resah akibat merebaknya isu melalui SMS tentang aksi penculikan tersebut.

Nur Ainun, warga Garu II Gang Melur, misalnya, salah seorang menerima SMS, mengatakan bagaimana tidak resah dan khawatir saat membaca SMStersebut, organ si buah hati kita diambil dengan pihak yang tak bertanggung jawab.

“Organ tubuh itu bakal dijual keluar negeri dengan harga miliaran rupiah,” ujar ibu tiga anak ini, tadi malam, seraya menambahkan kekhawatiran ini diperparah karena dia harus menjaga ketiga anak sendirian karena suaminya bekerja di luar kota.

Lain halnya Erna, warga Jalan Letda Sujono Pasar X, mengaku juga mendengar kabar di Percut ada penculikan organ anak, dan hal itu membuat khawatir dengan anak semata wayang yang masih balita, ditambah lagi dengan SMS diterima dari tetangga membuat takut dan ekstra hati-hati.

“Kami berharap polisi cepat menangkap pelakunya dan jangan sampai setelah ada korban baru bergerak,” ujarnya.

Menurut warga, modus penculikan yang tergolong baru ini mengambil organ tubuh korban serta menjualnya ke luar negeri dan lebih sadisnya korban dibunuh dan dibuang sembarang tempat.

Menanggapi tindakan ini, ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumut, Zahrin Piliang, meminta polisi segera mengusut siapa penyebar isu itu lewat SMS, karena telah meresahkan masyarakat luas.

Menurut Zahrin, benar atau tidak, pelaku penculikan anak telah berulang kali terjadi, khususnya di Medan dengan berbagai modus. Bisa saja SMS ini juga benar. Kasus penculikan anak terjadi di Medan dan korbannya belum ditemukan, salah satunya pada tahun 2008 menimpa kepada Ulfa berusia tiga tahun lima bulan.

Sumber :Waspada Online

Comments

Komentar Anda