Berita Sumut

Tak gampang menguasai saham PT Inalum

MEDAN (Mandailing Online) – Anggota Komisi D DPRD Sumut, Tunggul Siagian. mengatakan, kalau memang rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) serius untuk membeli 58,88 persen saham PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), ini merupakan sebuah prestasi bagi Pemprov Sumut.

Pernyataan ini diutarakan Tunggul terkait pernyataan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, yang menyatakan, Pemprov Sumut siap menyediakan dana untuk membeli 58,88 persen saham di PT Inalum pasca habisnya kontrak Jepang di perusahaan itu.

Akan tetapi, sebut Tunggul, untuk mewujudkan rencana itu bukanlah sesuatu hal yang mudah seperti merencanakannya.

“Kalau pakai APBD kita gak mungkin, APBD kita gak akan sanggup untuk membelinya. Kalaupun sanggung, kan gak mungkin proses pembangunan di Sumut harus terbengkalai hanya karena hasrat untuk mendapatkan 58,88 persen PT Inalum,” jelasnya.

Anggota Tim Pansus PT Inalum ini mengatakan, ia pessimis jika Pemerintah Pusat bakal mengabulkan apa yang telah direncanakan oleh Wakil Gubernur Sumut, karena dengan saham sebesar 58,88 persen, bisa diartikan lebih dari setengah PT Inalum pengelolaannya dikuasai oleh Pemprov Sumut.

“Apa mungkin dikasi oleh Pemerintah Pusat? Selama ini kita (Pansus Inalum, red) berharap 15 persen aja susah. Jadi rencana ini harus dikaji lagi,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi mengatakan, Pemprov Sumut siap menyediakan dana untuk membeli saham di PT Inalum pasca habisnya kontrak Jepang di perusahaan itu.

“Untuk mendapatkan saham Inalum memang harus ada dana dan Pemprov siap walau besaran dana itu harus dulu dihitung dari total saham keseluruhannya dan sumber dananya,” ujarnya.

Ia menyatakan, kesiapan Pemprov Sumut untuk menguasai saham PT Inalum hingga 58,88 persen juga turut didukung oleh pemerintah 10 kabupaten/kota yang berada di kawasan Danau Toba dan Asahan.

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.