Setelah rencana pembakaran Al Quran di Amerika dibatalkan, masyarakat Islam sedunia sempat lega, khususnya di Indonesia karena dilaporkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyurati Presiden Barack Obama.
Menurut laporan Tennessean.com, pembakaran kitab suci Islam itu tetap dilakukan, Sabtu lalu di kediaman salah seorang pendeta AS. Dilaporkan bahwa dua pendukung pendeta Terry Jones melakukan aksi itu. Pelakunya adalah pendeta Bob Old dan pendeta Danny Allen, dilakukan di hadapan media.
Aksi kedua pendeta itu dilakukan di rumah pendeta Old, dan mereka mengaku aksinya merupakan pesan dari Tuhan. Gereja telah mengecewakan banyak orang karena tidak mendukung aksinya, kata Old. “Saya yakin bahwa sebagai negara kita berada dalam bahaya,” katanya.
“Ini adalah buku berisi kebencian, bukan cinta,” katanya sambil memegang Al Quran sebelum kemudian membakarnya. “Ini adalah kitab palsu, Nabi Muhammad adalah nabi palsu dan itu merupakan wahyu palsu,” tambahnya.
Gerakan bakar Al Quran yang digaungkan Dove World Outreach Center dari Gainesville, Florida, amat sangat menghina umat Islam. Namun, umat Islam diminta harus bisa menyikapinya dengan arif dan tenang.
“Ini bagian dari pemacu amarah umat. Kita harus lebih objektif memandang masalah ini. Jangan terbawa emosi,” kata Syahrin Harahap, rektor Univa Sumatera Utara kepada Waspada Online, tadi malam.
Syahrin juga menghimbau agar umat Islam jangan terpancing dengan kebodohan ini. “Saya yakin, penentang mereka bukan hanya umat Islam tapi juga umat lainnya. “Karena tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan umatnya untuk menghina agama lain termasuk kitab dan nabi agama lain,” tegas cendekiawan asal Sumut ini.
Sebelumnya melalui news.com.au, Terry Jones menuduh Islam dan hukum syariah bertanggungjawab atas aksi terorisme terhadap World Trade Center di New York pada 11 September 2001. “Kami menyerukan agar umat manusia, termasuk umat beragama di Indonesia, tak terjebak dalam perbuatan-perbuatan anarki seperti ini yang justru tidak memperlihatkan sikap keadaban,” ujar Gerakan Peduli Pluralisme, baru-baru ini.
Kelompok yang menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Gerakan Peduli Pluralisme, antara lain, PGI, Parisadha Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Ma’arif Institute, Moderate Muslim Society, Forum Kerukunan Antarumat Beragama, Masyarakat Dialog Antaragama, Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, dan Forum Lintas Agama.
Editor: SASTROY BANGUN
sumber : Waspada