Artikel

UKT Ditengah Pandemi

Oleh : Elsa Novia Wita Siregar, S.Si

 

Seperti kita ketahui, semenjak wabah melanda dunia termasuk Indonesia banyak kegiatan yang dilakukan dirumah termasuk kegiatan belajar mengajar dimulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Proses belajar mengajar dilakukan secara online dirumah masing-masing. Kegiatan ini otomatis mengharuskan setiap peserta didik menyiapkan kuota setiap kelas online diadakan.

Tentu ini menjadi masalah tersendiri bagi mereka yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Apalagi ditengah pandemi banyak orangtua yang mengalami penurunan pendapatan bahkan sampai kehilangan pekerjaan.

Ternyata dalam kondisi seperti ini para peserta didik juga harus mempersiapkan pembayaran uang sekolah meskipun kegiatan belajarnya dilakukan dirumah, tak terkecuali mahasiswa.

Kondisi ini membuat mereka gusar dan menuai protes. Mereka meminta keringanan agar pembayaran dikurangi atau bahkan digratiskan. Sebab mereka merasa tidak menggunakan fasilitas apapun dikampus selama pandemi ini. Ditambah lagi kegiatan belajar online selama ini juga tidak optimal sehingga ini semakin menunjukkan ketidakjelasan target dan capaian yang ingin diraih dari pemerintah dengan kegiatan kuliah online. Kemendikbud diharapkan mempertimbangkan hal tersebut. Protes ini mereka sampaikan melalui sosial media hingga tagar #Nadiemmanamahasiswamerana bertengger diposisi nomor satu trending topik twitter.

Kondisi ini memang sangat mengkhawatirkan sekaligus menyedihkan. Rakyat dipaksa memikirkan nasib dirinya sendiri jika ingin mendapatkan kehidupan normal dan fasilitas yang layak, termasuk pendidikan.

Inilah wajah asli negara dengan sistem pendidikan ala kapitalisme yang selalu cenderung memikirkan keuntungan meski kualitas tak bisa dibanggakan. Pendidikan hanya dijadikan sebagai wasilah untuk meraup peluang bisnis saja.

Pendidikan tidak lagi dianggap sebagai kebutuhan dasar setiap warga negara yang wajib mereka tekuni dan sekaligus menjadi hak mereka sendiri. Disistem yang serba kapitalistik seperti sekarang kesempatan mengecap pendidikan yang layak hanya bagi mereka yang memiliki uang banyak saja.

Tentu ini sangat berbeda dengan sistem pendidikan didalam negara islam. Pendidikan bahkan dianggap sesuatu hal yang sangat penting dan semua memiliki hak yang sama mendapatkannya, baik yang kaya atau yang miskin.

Sebab dalam sistem pendidikan islam, rakyat tidak akan dipungut biaya apapun. Dengan sekolah gratis mereka justru disediakan fasilitas terbaik guna mencetak generasi gemilang dan berkualitas. Negara juga akan senantiasa melakukan pengontrolan dan evaluasi terhadap jalannya proses belajar mengajar guna menakar ketercapaian target-target kurikulum yang sudah dirancang oleh negara.

Begitulah hebatnya pendidikan islam, selalu memudahkan dan melahirkan generasi cemerlang, tidak seperti sistem sakarang yang justru menekan rakyat dengan segudang syarat dan biaya yang memberatkan, namun belum tentu juga melahirkan generasi berkualitas.***

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.