Berita Nasional

Wajah DPR 2014-2019 tak lebih baik

JAKARTA –  Wajah Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 diperkirakan tidak lebih baik dari DPR saat ini. Hal itu karena tidak sedikit calon anggota DPR yang terpilih lewat pemilu legislatif lalu menggunakan politik uang atau hanya mengandalkan popularitas. Sebaliknya, sejumlah aktivis DPR yang dikenal kritis dan berintegritas justru gagal masuk parlemen.

Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Andar Nubowo, dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Jumat (25/4), memperkirakan, 30 persen dari 560 anggota DPR 2014-2019 terpilih karena faktor uang dan popularitas.

”Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan sejumlah politikus, 30 persen caleg yang terpilih merupakan orang yang hanya punya uang atau popularitas,” ujar dia.

Para caleg terpilih tersebut, lanjut Andar, diperkirakan tidak memiliki basis pengetahuan atau kompetensi yang cukup memadai untuk menjalankan fungsi-fungsi DPR.

Politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo, bahkan mengatakan, sebagian dari mereka yang lolos masuk parlemen periode 2014-2019 merupakan caleg amplop. Ini karena mereka menebar amplop berisi uang suap untuk masyarakat saat pemilu legislatif lalu.

”Ada yang menyebar ratusan ribu amplop berisi Rp 20.000-Rp 100.000. Ada juga sistem borongan, mereka membayar Rp 50 juta-Rp 100 juta untuk membayar 200-1.000 suara tiap desa,” ujar Bambang.

Sementara itu, sejumlah pesohor kemungkinan besar bakal lolos ke DPR. Mereka antara lain penyanyi Anang Hermansyah yang maju dari Partai Amanat Nasional dari daerah pemilihan Jawa Timur IV, Desy Ratnasari (PAN, dapil Jawa Barat IV), Ikang Fawzi (PAN, dapil Jawa Barat II), serta Rachel Maryam (Partai Gerindra, dapil Jawa Barat II).

”Pada saat yang sama, sejumlah aktivis DPR yang kritis dan punya integritas justru gagal kembali ke parlemen. Kondisi ini membuat tantangan DPR yang saat ini sering diidentikkan sebagai salah satu lembaga terkorup akan semakin berat. Wajah DPR mendatang dapat lebih buruk atau setidaknya sama dengan DPR saat ini,” tutur Andar.

Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy memaparkan, hanya lima caleg partainya dengan latar belakang artis yang lolos masuk DPR. Mereka adalah Desy Ratnasari, Ikang Fawzi, Anang Hermansyah, Eko Patrio, dan Primus Yustisio.

Tjatur mengingatkan, masyarakat tak perlu khawatir dengan kompetensi para caleg PAN yang terpilih, termasuk para pesohor. Hal itu karena mereka ditetapkan sebagai caleg setelah melalui seleksi ketat yang dilakukan partainya.

”Kami punya mekanisme perekrutan caleg. Ada tiga kali tes. Siapa pun yang ingin menjadi caleg PAN, harus lolos dalam tiga kali tes itu,” lanjut Tjatur.

Menurut Tjatur, PAN tidak melihat latar belakang profesi dalam menetapkan daftar caleg. Selain mampu melewati tiga kali ujian, kader baru bisa ditetapkan sebagai caleg jika dinilai punya konstituen atau basis massa dan memiliki kemungkinan menang dalam pemilu.

”Walaupun dia dosen, kalau tak pintar, tidak akan kami rekrut. Tapi, kalau dia figur publik dan pintar, kami rekrut. Kami lihat kemampuan, integritas, dan kompetensi,” tutur Tjajur.

Sejumlah menteri diperkirakan tidak lolos sebagai anggota DPR 2014-2019. Mereka antara lain Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin serta Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.

Amir Syamsuddin, yang menempati nomor urut 1 di daftar caleg Partai Demokrat untuk dapil Sulawesi Tenggara, hanya mendapatkan 35.922 suara. Perolehan suara Amir dikalahkan rekan satu partainya, Umar Arsal, anggota DPR petahana, yang dipastikan kembali menjabat setelah meraih 52.650 suara.

Perolehan suara itu diketahui setelah rekapitulasi suara tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara diselesaikan Kamis (24/3) malam.

Dari hasil rekapitulasi tersebut juga diketahui, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Ode Ida, yang menjadi caleg nomor urut 1 dari PAN, juga gagal masuk parlemen. La Ode yang meraih 87.407 suara dikalahkan caleg PAN nomor urut 2, Asnawati Hasan, yang memperoleh 131.520 suara. Asnawati yang memastikan ke DPR adalah istri Nur Alam Gubernur Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, Roy Suryo yang maju dari dapil Daerah Istimewa Yogyakarta dikalahkan caleg lain dari partai itu, Ambar Tjahyono.

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi juga gagal masuk parlemen dari dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia dikalahkan Andika Pandu, putra mantan Panglima TNI Djoko Santoso. Andika juga mengalahkan Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro, caleg Gerindra lainnya yang merupakan menantu Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.(kompas)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.