Seputar Tapsel

Yuliani, Siswi yang Diduga Kesurupan Sudah Membaik, Ingin Sekolah Lagi


SIDIMPUAN- Yuliani, siswi SMPN 1 Padangsidimpuan (Psp) kelas 8-7, warga Gang Sado, Kelurahan Wek V, Kecamatan Psp Selatan, Kota Psp, yang diduga kesurupan di sekolahnya, kondisinya sudah mulai membaik, Minggu (12/12). Saat kejadian itu, Sabtu (11/12) siang, Yuliani mengaku tidak ingat apa-apa.

“Saya sudah bisa sekolah, dan Senin (13/12), saya akan masuk sekolah karena sudah sehat. Waktu itu saya tidak ingat apa-apa,” ujarnya tersenyum malu-malu.

Ibu Yuliani, Hotmasari (40) menjelaskan, saat dibawa berobat ke paranormal di Kampung Marancar sekitar setengah jam lamanya, putrinya sudah sadar. Namun, kondisi fisik Yuliani masih lemah. Pagi harinya, Yuliani sudah segar kembali.

Ketika ditanyakan apakah pihak sekolah sudah ada datang melihat kondisi putrinya, Hotmasari menjawab, guru putrinya tersebut sudah ada yang datang, Minggu (12/12).

“Gurunya sudah datang satu orang dan menyampaikan permintaan maaf Kepala SMPN 1 Psp, hanya itu saja,” terangnya.

Kepala SMPN 1 Psp, Syamsu Rijal yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Minggu (12/12), untuk menanyakan perihal kondisi siswinya yang diduga kesurupan, hanya berkomentar singkat.

“Saya sudah lihat, terima kasih,” kata Syamsu. Saat METRO ingin menanyakan hal yang lainnya, telepon selulernya langsung dimatikan.

Kemudian METRO mencoba menelepon lagi dengan pertanyaan sudah bagaimana kondisi siswinya tersebut, dan bagaimana tindakan yang dilakukan sekolah, Kasek menjawab, “Saya sudah suruh guru untuk melihat ke rumahnya, namun saya belum tahu kabarnya.” Ketika METRO ingin menanyakan hal lainnya, Syamsu langsung mematikan ponselnya.

Sementara itu, pengamat politik dan sosial, Arman Badrisah Hasibuan kepada METRO, Minggu (12/12), sangat menyayangkan sikap pihak sekolah yang kurang merespon terhadap kejadian yang dialami siswa didiknya saat kejadian itu. Padahal, SMPN 1 Psp merupakan sekolah standar nasional (SSN) yang menjadi panutan buat sekolah lainnya.

Hal senada dikatakan Ketua Pekerja Sosial (Peksos) Tabagsel, Baun Aritonang. “Pasti akan ada sorotan dari masyarakat, bagaimana kalau kejadian itu menimpa kita atau saudara kita, dan pastinya gejolak ini akan menimbulkan pandangan buruk terhadap sistem dunia pendidikan di Psp apalagi SMPN 1 adalah SSN. Wajar jika masyarakat berharap besar terhadap sekolah ini,” ujarnya.

Dirinya juga menyayangkan sikap kepala sekolah yang tidak respon terhadap permasalahan siswanya sendiri. Padahal, menurutnya selama siswa masih di dalam sekolah dan pada jam belajar menjadi tanggung jawab pihak sekolah.

Ketua Komisi I DPRD Psp, Khoiruddin Rambe menuturkan, dirinya sangat menyayangkan minimnya tanggung jawab yang bisa ditunjukkan oleh pihak sekolah dalam hal ini khususnya kepala sekolah sebagai penanggung jawab.

Dirinya mengharapkan ketegasan dari Kadisdik Psp dan juga Wali Kota Psp dalam menyikapi hal ini agar kejadian yang sama tidak terulang lagi ke depannya di dunia pendidikan Kota Psp.

Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPRD Psp, H Khoiruddin Nasution menegaskan, apapun kejadian yang terjadi di dalam lingkungan sekolah adalah tanggung jawab pihak sekolah.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum, Rahuddin Harahap mengatakan, dirinya belum mengetahui hal tersebut. Namun, dirinya akan menyampaikannya kepada Wali Kota Psp dan akan meminta penjelasan secara langsung dari Kadisdik Psp.

Sementara itu salah satu anggota Baperjakat Psp, Drs Khairul Alamsyah yang juga Asisten III Pemko Psp menambahkan, dalam hal penempatan pejabat biasanya diawali dari usulan dari SKPD bersangkutan untuk kemudian diserahkan ke Baperjakat untuk digodok mengenai kelayakan calon yang hendak diangkat.

“Biasanya kita lihat dulu latar belakangnya selama ini sebagai PNS. Jadi di Baperjakat itu hanya melihat layak atau tidak layaknya. Kalau dasarnya ya usulan dari SKPD bersangkutan, kita hanya melihat layak atau tidak layaknya saja,” terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yuliani diduga kesurupan di sekolahnya, Sabtu (11/12) sekira pukul 11.00 WIB. Namun, hampir selama 20 menit, siswi yang tinggal di Kelurahan Wek V, Kecamatan Psp Selatan tersebut tidak ditemani pihak sekolah dan guru melainkan hanya bersama ortunya di musholla sekolah. (phn)
Sumber : Metro Tabagsel

Comments

Komentar Anda