Site icon Mandailing Online

Ahmad Patra Keluar Ponpes Tanpa Izin


SIPIROK- Sejak 16 Nopember 2010 lalu, Ahmad Patra Hutagalung (14), santri kelas IV Pondok Pesantren (Ponpes) KH Ahmad Dahlan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan meninggalkan ponpes dengan alasan tidak jelas. Bahkan, Ahmad Patra tidak mengantongi izin keluar dari wilayah ponpes.

Direktur Ponpes KH Ahmad Dahlan Sipirok, Jalaluddin Pane SH melalui Wakil Direktur Bidang Kesiswaan, Kemis SPd kepada METRO, Selasa (30/11), mengatakan Ahmad Patra adalah santri suka bolos pada jam pelajaran berlangsung dan selalu keluar wilayah ponpes dari jalur tertentu (bukan dari gerbang). Selain itu, Ahmad juga sering mangkal di tempat Play Station di Langsar, atau sekitar dua kilometer dari ponpes.

“Dia itu suka cabut. Hampir setiap hari jika bertemu selalu ditegur, dan diberi nasehat, dan terus berjanji akan berubah. Tapi dia tidak pernah berubah,” ujar Kemis. Ditambahkan Kemis, selain suka bolos pada jam pelajaran berlangsung, Ahmad Patra juga harus dibangunkan ketika pagi hari, dan suka keluyuran keluar wilayah ponpes. “Dia itu juga susah diatur. Hampir setiap bangun tidur, harus saya dan guru yang membangunkannya ke kamarnya. Ini sudah mulai tampak sejak kelas 3 lalu,” katanya.

Sementara kepala asrama, Ardi yang juga merupakan petugas pemberi izin keluar bagi santri kepada METRO menjelaskan, kepergian Ahmad Patra tanggal 16 November lalu tidak atas sepengetahuannya.

“Dia keluar tidak ada izin dari kita. Memang dia itu sering keluar dari wilayah pondok, tapi bukan melalui gerbang secara resmi melainkan melalui jalan pintas memotong dari semak dan lahan pertanian warga. Dan biasanya dia mangkal di desa terdekat. Kalau izin, tak pernah kita berikan, apalagi dengan alasan yang tak jelas,” ungkap Ardi.

Sementara teman dekat Ahmad Patra, Raja (17), dan Rieki (17), yang merupakan kakak kelas Ahmad kepada METRO, mengakui mereka memang sering bermain hingga keluar wilayah Ponpes.

Diutarakan mereka, terakhir mereka bertemu dengan Ahmad pada tanggal 16 Nopember lalu, dan selanjutnya tak pernah bertemu lagi. Selama ini, terang keduanya, Ahmad sering mengeluhkan kiriman orang tua tidak sesuai dengan harapannya. “Yang sering dikeluhkannya pada kami adalah kiriman orang tuanya sering terlambat, dan kadang tidak sesuai dengan keinginannya,” kata keduanya.

Sementara orang tua Ahmad Hutagalung kepada METRO melalui telepon selulernya mengatakan, menurut penglihatan orang pintar, anaknya sekarang berada di antara wilayah Siabu dan Simangambat, Kabupaten Mandailing Natal. “Menurut penglihatan orang pintar, anak saya sekarang berada di wilayah Siabu dan Simangambat, kalau ada kawan di sana tolonglah carikan infonya,” sebutnya. (ran)
Sumber : Metro Tabagsel

Comments

Komentar Anda

Exit mobile version