PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Terlepas dari sisi agama dan suku, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dinilai sebagai sosok gubernur yang tegas, visioner dan konsisten.
Kebijakan Ahok yang tegas dalam penggusuran lokali prostitusi Kalijodo di Jakarta merupakan gambaran dari ketegasan, kekonsistenan dan visi masa depan Jakarta.
“Ketegasan Ahok ini perlu dicontoh oleh kepala daerah dalam mewujudkan program pembangunan,” kata tokoh masyarakat Mandailing Natal (Madina), Saparuddin Haji Lubis kepada wartawan di lopo Tor Siri-siri, Lingkar Timur, Panyabungan, Senin (21/2).
Pria yang akrab dipanggil Akong ini menyatakan, tidak banyak kepala daerah yang memiliki ketegasan seperti Gubernur DKI Jakarta, Ahok. Meski berbenturan dengan komunitas masyarakat, tetapi dalam rangka mewujudkan program pembangunan, Ahok menjalankan program tersebut tanpa menyalahi prosedural.
Ahok juga membuat kebijakan yang didukung unsur Muspida di Provinsi DKI Jakarta, sehingga kebijakan penggusuran itu justru mendapat pujian dan dukungan dari berbagai pihak.
“Kita sadari, setiap kebijakan pasti ada konsekwensinya, ada dampak positif dan negatif. Namun, kita sangat mengapresiasi ketegasan Ahok itu, dan itu perlu dicontoh semua kepala daerah di Tabagsel khususnya di Kabupaten Madina, karena di daerah kita masih banyak hal yang perlu dibenahi dan membutuhkan ketegasan pemerintah, karena jika tidak ada pembenahan di daerah ini, yakinlah keberadaan pemerintah tidak akan memberi manfaat bagi masyarakat dan daerah,” ujar Akong.
Menurut Akong yang juga ketua Kadin Madina, kebijakan Pemprov DKI Jakarta menggusur Kalijodo akan membuahkan banyak manfaat. Pertama, meminimalisir praktek prostitusi dan berbagai penyakit masyarakat lainnya, meskipun praktek prostitusi ini sulit untuk dimusnahkan. Selain itu, tujuan Ahok untuk mewujudkan ruang terbuka hijau itu akan memberi dampak positif terhadap perekonomian warga, tentunya ruang terbuka hijau ini suatu upaya melestarikan keindahan kota Jakarta sebagai ibu kota negara.
Akong menilai, jika dibandingkan dalam skala kecil misalnya Kabupaten Madina, praktek prostitusi ini juga sudah merebak kemana-mana, dan sangat bertolak belakang dengan ikon Madina yaitu ‘Serambi Makkah Sumatera Utara’.
Di samping itu, Madina juga mempunyai kekayaan alam yang luar biasa tapi belum dikelola dengan SDM yang sesuai, kemudian iktikad baik pemerintah dalam rangka memberdayakan SDA dan SDM yang ada belum maksimal sehingga potensi daerah belum memberi dampak signifikan bagi masyarakat dan daerah.
Akong mencontohkan, banyak kegiatan masyarakat yang notabenenya merusak lingkungan bahkan merusak tata kota dan sebagainya, namun sampai sekarang pelanggaran norma adat, budaya juga pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh sebagian kalangan itu luput dari perhatian pemerintah.
“Padahal, kalau pemerintah tegas dan konsisten untuk membangun daerah ini, banyak langkah yang harus dilakukan, tentunya pemerintah harus sinkron dengan lembaga lain, artinya tetap menjunjung kearifan lokal,” pungkasnya.
Peliput : Lubis
Editor : Dahlan Batubara