Panyabungan, Bencana banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal, Senin (29/11/2010) sekira pukul 17.00 WIB. Bencana banjir terjadi di 120 km dari Kota Panyabungan, Ibukota Kabupaten Madina.
Banjir di Ranto Baek terjadi akibat meluapnya Sungai Simpang Talap, setelah wilayah tersebut diguyur hujan disertai angin kencang sejak pukul 12.00 WIB.
Dari keterangan warga, dalam 2 minggu terakhir kampung mereka dilanda hujan. Desa yang dilanda banjir meliputi Desa Simpang Talap, Muara Bangko, Manisak, Padangsilojongan, dan Huta Raja.
Data sementara di lokasi dan posko bencana, Selasa (30/11/2010), sebanyak 27 unit rumah penduduk hanyut terseret arus sungai setinggi 2-4 meter, rusak berat 63 unit, dan 7 unit rusak ringan.
Rumah hanyut di Desa Simpang Talap 22 unit, rusak ringan 16 unit, dan rusak ringan 7 unit. Di Desa Manisak 4 rumah hanyut, Desa Huta Raja 1 unit hanyut. Sementara di Desa Muara Bangko 2 unit rumah hanyut dan 47 rusak berat.
Sementara di Desa Simpang Talap, rumah banyak hanyut dan hancur diduga karena aliran sungai di bawah jembatan di kampung itu tersumbat kayu sepanjang 25 meter dan kayu-kayu bekas tumbangan di duga dari pembukaan lahan PTPN IV, yang lokasinya berada di hulu kampung.
Dan untuk Desa Muara Bangko, banyak rumah semi permanen bergeser posisinya hingga 5 meter, dan ada yang sampai 200 meter.
Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dikawasan banjir untuk sementara diliburkan karena sekolah terendam banjir, pakaian seragam dan peralatan sekolah siswa banyak hanyut.
Sampai saat ini belum ada korban jiwa. Sedangkan kerugian diperkirakan mencapai lebih kurang Rp 3 miliar. Penduduk saat ini mengungsi di rumah keluarga, tetangga dan di ruang kelas SD.
Pemkab Madina dikoordinir Asisten I Syahnan Pasaribu didampingi Kabag Humas Taufik Lubis, telah turun langsung kelapangan meninjau banjir dan kondisi masyarakat.
Sedangkan bantuan beras 3 ton dan 200 kardus mie instant, pakaian bekas dan selimut ditanagani langsung Kadis Sosial Alamul Haq dan telah sampai di lokasi bencana. Begitu juga dengan Badan Penanggulangan Bencana telah turun ke lapangan membawa bantuan dan melakukan pendataan.
Posko Kesehatan di masing-masing desa telah didirikan. Sehingga masyarakat bisa konsultasi, memeriksakan kesehatan, dan mengkonsumsi obat. Berdasarkan catatan buku harian posko kesehatan, umumnya masyarakat yang berobat mengalami perut gembung dan badan pegal-pegal.
Untuk mencegah berjangkitnya penyakit ispa, diare, muntaber, dan penyakit lainnya, tim medis Dinas Kesehatan selain mendirikan posko, terus melakukan penanggulangan secara intensive dengan sistem jemput bola.
Polres Madina dengan satuan Dalmas yang langsung dipimpin Kapolres Madina, saat ini sedang membantu dan mengamankan situasi di lokasi bencana.
Sementara 380 an lebih penduduk Desa Simpang Talap berharap kampung mereka direlokasi. Karena, perkampungan yang berada persis di bibir Sungai Simpang Talap sudah mengancam keselamatan penduduk setemat.
Menurut Kades Simpang Talap Marataon Rangkuti, sekitar 10 bulan lalu desa mereka juga direndam banjir dan menghanyutkan 7 unit rumah penduduk.
Masyarakat saat ini merasa tidak nyaman tinggal di kampung itu karena ancaman banjir terus menghantui.
Pj Bupati Madina Aspan Batubara saat dikonfirmasi meminta supaya penduduk yang tertimpa bencana tabah dan terus mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Karena musibah yang datang merupakan cobaan.
Ia berharap masyarakat dan tetangga terdekat agar membuka tangan dan berlapang dada untuk meringankan beban penduduk tertimpa musibah.
Katanya, secara pribadi dan pemerintahan, ia akan melakukan kebijakan yang terbaik, untuk kelangsungan hidup masayarakat setempat.
“Saya tidak mau ada warga saya mengeluh, menangis dan terabaikan karean bencana. Karen itu semua pihak, khususnya jajaran SKPD di Pemkab Madina diharapkan tanggap, peduli, bertugas dan bekerjasama dengan baik,” ucapnya. (BS-026)
Sumber :Berita Sumut