BATANG NATAL (Mandailig Online) – Beras miskin kadang tak lah menjadi beras miskin, terutama bagi penduduk di desa terisolir.
Beras miskin untuk Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal sudah masuk pekan lalu. Tetapi penduduk miskin harus mengeluarkan ongkos ojek sebesar 1.000 rupiah per kilo gram.
Penduuduk miskin di desa-desa terisolir harus memakai jasa ojek mengangkut beras miskin (raskin) dari kantor kecamatan ke desa mereka. Infrastruktur jalan yang sulit dilalui kenderaan roda empat, menyebabkan ojek (sepeda motor) menjadi pilihan yang terpaksa.
Seperti penduduk miskin Desa Aek Holbung yang jarak tempuhnya mencapai 8 kilometer dari Muara Soma, ibukota kecamatan, harus mengeluarkan ongkos angkut raskin sebesar 1.000 Rupiah per kilogram menggunakan jasa ojek.
Otomatis, penduduk sudah mengeluarkan uang sebesar sekitar Rp 2.850 per kilo gram agar raskin itu sampai di rumah mereka.
Salah seorang pengendara ojek, R. Nasution, mengatakan di Muarasoma pekan lalu, uang jasa atau upah untuk mengangkut raskin mencapai Rp 1000 per kilogram. Upah sebesar itu sudah sangat wajar mengingat jalan yang harus ditempuh masih dipenuhi lumpur, tebing jalanan yang curam, mendaki menurun.
Menyediakan jasa ojek juga sebenarnya bukan pula pekerjaan mudah, tetapi pekerjaan yang berat. Jalanan tanahah yang berbahaya karena bukan jenis aspal, berkelok-kelok, menanjak-menurun, berlumpur licin jika hujan plus jurang yang dalam merupakan kesulitan yang sangat tinggi.
Ongkos sebesar 1.000 rupiah per kilo gram dinilai sebagai yang wajar. Masalahnya adalah infrastruktur jalan yang masih jalan tanah berbahaya. Entah sampai kapan pemerintah memiliki kemauan politik mengaspal jalan ke desa-desa terisolir di Kecamatan Batang Natal agar kenderaan roda empat bisa hilir mudik dengan mudah dan nyaman.
Peliput : MH Nasution
Editor : Dahlan Batubara