Berita Sumut

Inflasi Tahunan Padangsidimpuan Terendah Nasional

Sibolga – Secara spasial, Pulau Sumatera mencatat inflasi 1,87% (mtm) pada bulan November 2014, atau lebih besar dibanding kawasan lainnya di Indonesia. Kondisi tersebut terpicu akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, juga akibat kenaikan harga komoditas pangan strategis, khususnya cabai merah. "Pada November 2014, Sumatera Barat mengalami inflasi tertinggi di Indonesia dengan mencatatkan inflasi sebesar 3,27 (mtm). Sedangkan inflasi di Pulau Jawa, selain dipengaruhi kenaikan harga BBM bersubsidi juga terkerek akibat kenaikan biaya administrasi transfer uang dan kartu ATM yang mulai berlaku pada awal November 2014," ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Yiyok T Herlambang, di acara High Level Meeting TPID Kota Padangsidimpuan, yang digelar akhir pekan kemarin, di Aula Kantor Walikota Padangsidimpuan.

Acara itu dihadiri seluruh anggota TPID Kota Padangsidimpuan yang meliputi, pimpinan SKPD, pimpinan BUMN dan instansi terkait lainnya serta sejumlah pejabat BI Sibolga yang turut dalam rombongan mendampingi Kepala Perwakilan BI Sibolga.

Yiyok memaparkan, inflasi terendah justru terjadi di kawasan Indonesia Timur yang mencatat inflasi sebesar 1,28% (mtm), akibat terkoreksi penurunan harga pada ikan segar dan daging. Khusus di Sumatera Utara, pada bulan November 2014, secara tahunan mayoritas daerah mengalami inflasi. Kota Padangsidimpuan tercatat daerah yang mengalami inflasi terendah di Indonesia sebesar 4,63% (yoy).

"Demikian pula secara bulanan, Kota Sibolga merupakan daerah yang mengalami inflasi tertinggi di Sumut, sebesar 2,45% (mtm) disusul Kota Pematangsiantar 1,95% (mtm), Padangsidimpuan 1,98% (mtm), Sumut 1,80% (mtm) dan Nasional 1,50% (mtm). Kemudian, secara tahun kalender (Januari-November 2014-red), Kota Padangsidimpuan inflasi sebesar 4,98% (ytd) atau jauh lebih rendah dibanding inflasi Nasional 5,75% (ytd)," ungkap Yiyok T Herlambang
Secara umum, komoditas cabai merah merupakan pemegang andil terbesar terjadinya inflasi di Sumatera Utara yang kembali mencatatkan sejarah. Ditinjau dari disagregasi inflasi Kota Padangsidimpuan, volatile food mengalami inflasi 3,76% (mtm), yang berasal dari sub kelompok bumbu-bumbuan (18,35%/mtm), di mana cabai merah, cabai hijau, bumbu masak jadi dan cabai rawit memiliki andil inflasi terbesar, disusul kemudian komoditas buah-buahan (12,77%/mtm) dan sayur-sayuran sebesar 2,90% (mtm).

Administered prices juga inflasi sebesar 4,29% (mtm), yang berasal dari sub kelompok transportasi 7,05% (mtm) dan bahan bakar 0,8% (mtm). Sementara inflasi inti, pada kelompok core juga terjadi inflasi sebesar 0,33% (mtm) yang disebabkan oleh sub kelompok minuman tidak beralkohol 17,49% (mtm).

Pada kesempatan itu, Yiyok T Herlambang menganjurkan kepada TPID Kota Sibolga untuk mewaspadai kenaikan harga pada komoditas kebutuhan sehari-hari seperti, cabai merah, bawang merah, dan tomat buah, terutama menjelang perayaan Natal 25 Desember 2014 dan tahun baru 2015. (medanbisnis)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.