PANYABUNGAN (Mandailing Online) –
Kadin akan melakukan pembicaraan dengan 15 kabupaten/kota di Sumut, Sumbar dan Aceh terkait proses pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di Mandailing Natal (Madina).
Itu diungkapkan Ketua Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara kepada wartawan di Panyabungan, Sabtu (22/2/2020) usai Rakerda Kadin Madina.
Sejauh ini 15 kabupaten dan kota wilayah pantai barat Sumatera yang berpotensi berpeluang mengembangkan perekonomiannya atas kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batahan, Madina, Sumut.
Dari 15 kabupaten kota itu terdapat 12 di Sumatera Utara, 5 kabupaten kota di perbatasan Sumatera Utara yakni 3 di Sumatera Barat, 2 di Nanggroe Aceh Darussalam.
“Kadin akan kordinasi dengan kawasan-kawasan itu. Kita akan bicara dengan Kadin di Nanggroe Aceh Darussalam, dengan Kadin Sumatera Barat, yang kebetulan sahabat-sahabat kita”, katanya.
“Jadi, Kadin di jalur B to B (bisnis to bisnis) main. G to G (goverment to goperment) juga main, antara Pemkab Madina dengan pemkab-pemkab lainnya,” imbuhnya.
Penguatan relasi Kadin dan Pemkab Madina dalam prores KEK di Batahan ditandai dengan penyerahan Notulen Rapat Usulan Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemkab Madina kepada Kadin Sumut.
Penyerahan itu dilakukan Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution kepada Ketua Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara di pembukaan Rapat Kerja Daerah Kadin Madina, Sabtu (22/2/2020) di Hotel Rindang, Panyabugan, Madina.
Notulen ini merupakan hasil rapat antara Pemkab Madina dengan pemerintah pusat di Jakarta.
Ivan juga menyatakan bahwa Kamar Dagang dan Industri (Kadin) akan duduk bersama dengan pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, para konsultan, akademisi sebagai evaluasi.
“Kita perlu input dimana lagi kurangnya. Tentu selalu ada kekurangan. Tidak ada yang sempurna. Kekurangan ini yang kita tutupi. Setelah itu kita atur time prime-nya berapa lama yang harus kita atasi kekurangan-kekurangannya dan permasalahan-permasalahannya” ungkapnya.
Langkah-langkah itu, menurut Ivan harus akan ditempuh.
“Supaya kawasan ini menjadi sexy di mata investor. Supaya orang berebut. Investor selalu mencari tempat yang punya daya saing kuat,” ujarnya.
“Biasalah, langkah-langkah pengusaha seperti itu,” imbuh Ivan.
Kadin juga malah akan melihat kenapa ada kritikan. Apa kritikannya. Betul tidak kritikan itu. Supaya titik lemah itu dapat tutupi dengan solusi-solusi cerdas.
“KEK Batahan ini tujuannya untuk saling melengkapi. Kita sekarang punya KEK Sei Mangke. Sumatera Utara itu west gate, gerbang barat Indonesia. Hari ini hanya ada satu pintu yakni Selata Malaka. Pintu terluar (barat) masih tertutup, ayo kita buka. Kalau perlu kita punya emergency exit (pintu darurat). Ini menguntungkan semua. Peluangnya untuk semua pihak. Harus ada pintu-pintu lalulintas keluar masuk barang. Masa kita hambat pintu-pintu itu. Ada Selat Malaka, tapi kita juga punya samudera,” beber Ivan.
Peliput : Dahlan Batubara