PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Kasus peletakan kepala babi di musolla Dusun Simpang Bambu, Desa Sundutan Tigo, Kecamatan Natal harus menjadi evaluasi bagi Pemkab Mandailing Natal.
Evaluasi dalam tataran sosio cultural di kawasan Pantai Barat Mandailing. Penduduk di kawasan itu kian heterogen sebagai dampak dari gerak investasi perkebunan.
Penduduk yang berragam suku, agama dan perbedaan tingkat pendidikan telah memenuhi pemukiman-pemukiman di kawasan Pantai Barat Mandailing yang datang dari berbagai daerah sebagai tenaga kerja di perusahaan-perushaan perkebunan.
āKondisi ini akan memudahkan terpicunya konflik-konflik horizontal yang berlatar suku maupun agama serta tekanan kehidupan,ā kata pamerhati sosial, Amran Lubis kepada Mandailing Online di Panyabungan, Rabu (12/7/2017).
Pemkab Mandailing Natal (Madina) mapun pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Madina serta Departemen Agama Madina harus melakukan kajian dan langkah-langkah konkrit menyangkut peneman di Pantai Barat Madina.
Kasus peletakan kepala babi di musolla Al-Ikhlas Dusun Bambu pada Minggu (9/7) lalu itu sempat menyulut amarah warga terutama umat muslim di desa itu.
Satu unit rumah dilaporkan telah dibakar warga yang marah, Selasa (11/7). Rumah itu disebut milik Herman Siahaan mertua FH tersangka peletak kepala babi.
Sejauh ini Polres Madina telah menangkap tersangka peletak kepala babi itu. Tersangka berinisial FH (19) disebut masih berdomisili di dusun itu. sejauh ini belum diketahui motif tersangka melatakkan kepala babi di musolla itu.
PeliputĀ : Dahlan Batubara
Sumber tambahan : Radio Start FM Panyabungan