Pendidikan

Keberhasilan Dunia Pendidikan Madina Dimata Pengamat” Rapor Merah “

Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) Kabupaten Mandailing Natal tahun 2022-2023 ( ist )

PANYABUNGAN ( Mandailing Online ) Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei menjadi salah satu hari yang bertujuan tidak hanya mengenang jasa Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan bangsa, namun dijadikan sebagai momentum untuk menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme bagi seluruh insan pendidikan.

Momen hari pendidikan juga kerap dijadikan untuk mengkaji seberapa besar keberhasilan dunia pendidikan di era kepemimpimam Kepala Negara ataupun Kepala Daerah.

Di Mandailing Natal ( Madina ) Sumatera Utara. Rangkaian peringatakan Harkitnas di laksanakan sederhana saja. Ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera yang dihadiri sejumlah perwakilan siswa dan ASN.

Peringatan Hardiknas  yang dilaksanakan di lapangan Masjid Nur Alannur Aek Godang Panyabungan ini dipimpin oleh Sekda Madina Al Hamulhak Daulay dan dihadiri sejumlah pejabat setingkat eselon II serta unsur Forkopimda.

Menanggapi kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Madina. Pengamat pendidikan Irwan Hamdani Daulay mengatakan. Salah satu indikator menilai kinerja Pendidikan Daerah adalah dari data Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Mandailing Natal tahun 2023 mencapai 72,65, meningkat 0,48 poin (0,67 persen) dibandingkan tahun 2022 (72,17).

IPM sendiri kata Mantan Dosen Universitas Negeri Medan (  Unimed ) ini dibentuk dari dimensi Pendidikan (pengetahuan), Usia Harapan Hidup dan Pengeluaran per kapita.

Dimasa Kepemimpinan SUKA ( Sukhairi -Atika ) selaku Bupati dan Wakil Bupati, harus diakui ada perbaikan dan prestasi namun sebenarnya belum memenuhi ekspektasi yang di harapkan.

Dari data BPS sendiri kata Irwan,  permasalahan pendidikan di Madina hari ini rendahnya rata-rata lama sekolah yaitu hanya 8.84 tahun artinya program nasional wajib belajar 12 tahun masih jauh dari target yg diharapkan.

Demikian juga harapan lama sekolah. Ia menilai juga masih belum menunjukkan kenaikan signifikan dalam rangka melahirkan insan-insan Madina yang cerdas dan berdaya saing.

Irwan Daulay melihat, ada beberapa paktor penyebab, antara lain program-program yang disajikan instansi yang menangani pendidikan belum sejalan dengan permasalahan utama pendidikan di Madina, baik yang berkaitan dengan aktifitas pembelajaran maupun motivasi peserta didik dalam menempuh seluruh jenjang pendidikan yang diharapkan (SD, SLTP, SLTA dan PT).

” Jika didalami lagi hal ini berkaitan dengan kemampuan orang tua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi, apalagi saat ini angka kemiskinan Madina bertambah meskipun persentasenya dibandingkan jumlah penduduk berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelas Irwan Daulay.

Faktor lain jelas nya,  motivasi internal si anak yang kurang berminat bersekolah ke jenjang yg lebih tinggi, ini juga bisa dipengaruhi lingkungan atau pandangan si anak terhadap arti penting menuntut ilmu dalam meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian.

Faktor kompetensi guru kata Irwan Daulay juga sangat berperan penting dalam menggenjot dimensi pendidikan pembentuk IPM ini, guru harus terus ditingkatkan kemampuan personalitinya demikian juga kesejahteraannya, untuk hal ini Pemkab Madina saya berikan Rapor Merah.

Apalagi baru-baru ini jelasnya, Madina sangat tercemar oleh kasus SKTT -PPPK yang sungguh sangat membuat malu dan Amoral.

“Pendidikan adalah benteng terakhir akhlak anak-anak kita, rusaknya pendidikan tidak ada lagi yang kita harapkan dari mereka generasi penerus kita,” jelas Irwan.

Bayangkan katanya apa yang terjadi jika lembaga pendidikan kehilangan fungsinya membentuk manusia-manusia berpikir, mereka tidak lebih dari sekelompok hewan.

Ia menilai Pendidikan mestinya mengajak kita semua untuk Berpikir, karena berpikir membedakan manusia dari hewan (Ibnu Khaldun).

Reporter : Hanapi

 

 

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.