SIABU (Mandailing Online) – Meski memperoleh kisaran 600.000 hingga 750.000 rupiah per hari dari jasa membajak sawah, ternyata para penyedia jasa membajak sawah masih berbagi hasil dengan toke alias pemilik hand traktor.
Subur (45), salah seorang penyedia jasa traktor, mengatakan, kemarin (20/5/3013), dia tidak memiliki modal untuk membeli hand traktor.
Hand traktor yang dioperasionalkannya adalah milik orang lain. Dia dan seorang kawannya hanya mengambil upahan sebagai operator hand traktor. Hasil dari jasa membajak masih dibagi dengan sang toke.
“Memang dalam satu hari kita bisa membajak sawah masyarakat seluas 0,5 hektar, dengan pendapatan kotor kurang lebih 700.000 rupiah,” katanya.
“Memang kalau kita degar sepintas lalau upah tersebut sangat besar sehingga terkadang masyarakat berpendapat bahwa upah seorang operator hand traktor sangat besar, namun sebenarnya tidak karena kita harus bagi dua lagi dengan yang punya hand traktor tersebut, disamping itu pula kerusakan kita yang akan menanggungnya,” jelas Subur. (mar)