PUNCAK SORIK MARAPI (Mandailing Online) – Seorang pejabat di Pemkab Mandailing Natal berinisial G dilaporkan ke polisi atas tuduhan menembak warga Desa Hutanamale menggunakan pistol.
G dilaporkan menembak seorang warga Hutanamale, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada Minggu dini hari (12/2/2017) di satu warung kopi di desa itu. Warga yang ditembak bernama Hasbi Nasution, warga setempat.
Hasbi Nasution sudah mengadukan penembakan itu ke Polres Madina pada Minggu siang.
Sejumlah warga menjawab Mandailing Online, Senin (13/2) mengungkapkan mendengar tembakan dari warung itu pada Minggu dini hari sekira pukul 00.30, sehingga warga berhamburan dan berkerumun di warung kopi itu.
Sementara itu, Hasbi Nasution menjawab Mandailing Online di kediamannya Desa Hutanamale, Senin (13/2) membenarkan bahwa dia telah melakukan pengaduan ke Polres Madina pada Minggu siang.
Kronologis peristiwa itu, kata Hasbi, dini hari itu dia dan sejumlah warga sedang minum kopi di warung itu. Kemudian muncul oknum G bersama Kepala Desa Sibanggor Jae, Imbalo dan seorang warga Sibanggor Jae dan masuk ke warung itu.
Ketika duduk di warung itu, tiba-tiba G mengeluarkan pistol dan meletakkannya di atas meja secara keras. Lalu, Hasbi yang kebetulan hendak melangkah keluar dari warung berujar “pistol dei dongan sanga mancis ? (itu pistol atau mancis?)”.
Sejurus oknum G menjawab dengan bahasa tak senonoh sambil menodongkan pistol itu ke arah Hasbi, dan melepaskan tembakan satu kali ke arah paha Hasbi. “Untungnya saat itu saya refleks meloncat sehingga peluru tak kena ke paha atau kaki saya,” ujar Hasbi.
Suara pistol itu membuat warga berkerumun mendatangi warung itu. Oknum G dikabarkan sempat meyatakan kepada warga bahwa dia hanya main-main tak serius menembak Hasbi.
Hasbi menyatakan bahwa dia tak tahu apa persoalan dirinya dengan G, karena seingatnya dia tak memiliki masalah dengan G. Dan saat G hendak pergi meninggalkan warung itu, Hasbi juga telah meminta G untuk datang ke rumah Hasbi besok harinya membawa kaum keluarga untuk meminta ma’af secara adat.
“Tetapi, hingga kini tak ada datang,” kata Hasbi yang memiliki 7 anak dan sehari-hari berprofesi petani serta tukang jaga gedung SD di desa itu tanpa gaji. Dia juga tak tahu jenis pistol yang digunakan G.
Dikabarkan bahwa G saat ini menjabat salah satu kepala bidang di Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Mandailing Natal.
Peliput : Maradotang Pulungan / Dahlan Batubara