PANYABUNGAN (Mandailiing Online) –Prilaku mayoritas pemilih di Pilkada masih cenderung bermental politik transaksional finansial dalam menetapkan pilihan pada hari pencoblosan 9 Desember.
Itu disampaikan Anggota DPRD Sumatera Utara, H. Fahrizal Efendi Nasution,SH dalam status di akun pribadinya Fahrizal Efendi Nasution yang diposting hari ini, Jum’at (6/11/2020).
Gambaran menunggu saweran politik uang itu bukan saja di Mandailing Natal (Madina) juga berlaku di kawasan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
Berdasar itu, dia meyakini pemenang Pilkada 2020 di Madina adalah kubu yang memiliki keunggulan finansial, bukan akibat keunggulan visi misi atau pengaruh ketokohan figur pasangan calon.
Fahrizal membeber urutan faktor-faktor pemenangan pasangan calon. Pada posisi pertama dan utama adalah faktor keunggulan finansial;Â
kedua, konsolidasi tim yang terstruktur dan massif;
ketiga, optimalisasi media massa (publikasi dan perang opini);
keempat, militansi dan soliditas tim;
kelima, mampu menempatkan perjuangan menjadi tujuan bersama dan menjauhkan pertarungan eksistensi di internal tim;
keenam, tidak takabur (ikhlas siap kalah siap menang);
ketujuh, loyalitas tim yang tinggi tidak diragukan.
Semenrara itu, dalam wawancara dengan Mandailing Online hari ini tengang Pilkada Madina, Fahrizal juga menyinggung kekuatan calon petahana yang memiliki jaringan birokrasi yang terstruktur dan terukur. Termasuk juga potensi tekanan penguasa terhadap para kepala desa dalam membentuk simpul jaringan merekrut pemilih.
Dan itu harus diwanti-wanti para calon non petahana. Karena petahana hanya tinggal menggerakkan struktur tersebut.
Menurutnya, persaingan di Madina cukup tinggi. Siapa yang mampu meraih 40 persen dia tampil pemenang.
Peliput : Dahlan Batubara