Berita Nasional

Presiden: Jangan Biarkan Setiap Upaya Ingin Robek Perdamaian Aceh


Banda Aceh, Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, duduk di kursi perdamaian yang diserahkan oleh rakyat Aceh kepada Presiden, Senin (29/11).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengajak seluruh rakyat Indonesia dan Aceh khususnya untuk terus mempertahankan dan menjaga perdamaian yang dicapai setelah melalui jalan panjang dan perjuangan yang melelahkan.

Karenanya, Kepala Negara mengingatkan semua pihak untuk tidak membiarkan setiap upaya yang ingin merobek kembali perdamaian yang telah dicapai sejak 15 Agustus 2005 dengan penandatanganan MoU perdamaian antara Pemerintah RI dengan GAM.

“Jangan pernah biarkan ada pikiran dari siapa pun, dari mana pun untuk merobek kembali perdamaian di Aceh ini, karena begitu panjang jalan yang telah kita tempuh dan lalui, dengan berbagai pengorbanan dan tantangannya,” ujar Presiden SBY dalam sambutannya saat pencanangan Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), penyerahan Kursi Perdamaian, dan penyerahan 125 ribu pohon trembesi kepada Pemerintah Aceh, di Desa Tibang, Banda Aceh, Senin (29/11) sore.

Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yuhoyono, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II yakni Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Mennegpora Andi Malarangeng, Menneg BUMN Mustafa Abubakar, Mensesneg Sudi Silalahi, Juru Bicara Presiden Julian Pasha dan Teuku Faizasyah, dan Staf Khusus Presiden bidang Hukum Denny Indrayana, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradoppo.

Sementara dari Aceh, tampak Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Wagub Muhammad Nazar, Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Adi Mulyono, Kapolda Aceh Irjen Pol Fajar Prihantoro, Ketua DPRA Hasbi Abdullah, dan Kajati Aceh Muhammafd Yusni SH, Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin.

Modal Membangun

Menurut Presiden, jalan panjang yang ditempuh menuju perdamaian itu tidak boleh sia-sia. SBY menginginkan perdamaian yang telah dicapai menjadi modal untuk membangun kesejahteraan rakyat. Disebutkan, bagi sebagian bangsa suasana aman dan damai itu bukan tujuan, itu hanya prasyarat atau prakondisi untuk membangun masyarakat yang maju dan sejahtera.

“Tetapi bagi bangsa Indonesia dan rakyat Aceh, keamanan, perdamaian dan stabilitas itu di samping menjadi prasyarat, menjadi prakondisi agar kita membangun dengan lebih baik, baik ekonomi maupun kesejahteraan rakyat, tapi sekaligus juga menjadi tujuan. Kalau namanya tujuan mari kita pegang teguh,” harapnya.

Presiden mengaku telah beberapa kali mengunjungi Aceh, bahkan sudah mengunjungi Aceh ketika melakukan kampanye Pilpres bersama Jusuf Kalla beberapa tahun silam. Presiden juga mengunjungi Aceh ketika terjadi tsunami pada 2004.

“Sambil memimpin, mengatasi, langkah-langkah tanggap darurat waktu itu, saya kembali menyerukan, mengajak semua pihak yang berselisih sebagai anak bangsa untuk duduk bersama,” katanya.

Presiden menambahkan, perdamaian itu dicapai dengan kondisi pasang surut. “Saya dan semua yang datang ke Bumi Aceh ketika itu ingin mencari solusi damai, solusi bermartabat, dan solusi yang baik atas konflik yang terjadi di Aceh lebih dari 30 tahun,” jelasnya.

Harus Disyukuri

Oleh karenanya, ujar Presiden, perdamaian Aceh hingga 2010 ini harus disyukuri karena perdamaian didasari dengan niat tulus dan ikhlas. Dalam kesempatan itu, Presiden juga menerima anugerah kursi perdamaian dari rakyat Aceh atas perannya dalam mewujudkan perdamaian di “tanah rencong” tersebut. “Kami berterima kasih yang setinggi-tingginya atas kursi ini.

Saya anugerahkan kursi ini untuk mereka yang bekerja siang malam yang berhati mulia untuk perjuangan di Aceh,” kata Presiden. Kursi perdamaian tersebut diserahkan kepada Presiden SBY oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang mewakili rakyat Aceh. Saat menerima kursi yang terbuat dari kayu setinggi satu meter lebih itu, Presiden mengatakan banyak tokoh yang memiliki jasa besar dalam upaya membumikan damai di Aceh.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan, kursi tersebut hanya diserahkan kepada pihak yang berjasa pada perdamaian Aceh. ”Kami pandang Bapak Presiden sangat pantas menerimanya. Presiden SBY merupakan inisiator perdamaian Aceh,” katanya.

Irwandi menjelaskan, kursi polos tersebut terbuat dari kayu mati yang tertimbun di dalam tanah bukan hasil menebang kayu di hutan. Kursi tersebut merupakan karya Malio Adnan, dari Aceh Tengah. Presiden didampingi Ibu Ani Yudhoyono juga sempat duduk di kursi perdamaian tersebut untuk diabadikan para fotografer. (mhd/irn)
Sumber : Analisa

Comments

Komentar Anda