SIABU (Mandailing Online) – Kawasan Siabu hingga Barumun diyakini sebagai pusat peradaban Mandailing di abad 9-11 masehi, jauh sebelum priodeisasi marga-marga.
Hipotesa itu dikuatkan oleh banyaknya temuan-temuan artefak, situs dan material candi mulai dari arah Siabu menuju arah Barumun di Padang Lawas yang dilakukan Timpanum Novem Multimedia.
Temuan terakhir terjadi pada Rabu (2/3/2016) oleh tim Tympanum Novem bersama Tim Balai Arkeologi Medan, di kawasan Aek Milas, Siabu, Mandailing Natal berupa kepingan gerabah tanah liat ini diyakini berasal dari masa sebelum masuknya pengaruh teknologi Asia Tengah di kawasan ini.
Eksplorasi pada radius lebih kurang 100 meter persegi, tim menemukan beberapa tambahan pragmen batu bata candi yang tidak terstruktur.
“Asumsi saya bahwa kawasan Aek Milas dulunya merupakan pusat peradaban masa Hindu Budha yang membentang luas mulai dari Candi Simangambat (candi Siwa). Ini diyakini setelah tim menelusuri kembali kawasan Candi Saba Siabu di Desa Siabu” ujar Askolani Nasution, CEO Tympanum Novem, Kamis (3/3).
Askolani menjelaskan bahwa dari deretan ini menguatkan hipotesa bahwa sepanjang Sungai Aek Badan Simaninggir hingga ke Jembatan Bonandolok merupakan kawasan peradaban penting di masa lalu.
Apalagi merujuk kepada beberapa tesis sebelumnya bahwa dari kawasan persawahan ini hingga ke arah Barumun diyakini pernah memiliki peradaban yang tinggi di masa abad 9 sampai dengan 11 masehi.
Ketika melakukan eksplorasi tambahan di Candi Saba Siabu, tim juga kemudian mendapat laporan penemuan satu arca baru di hulu sungai Muara Sada Simangambat.
“Penemuan-penemuan ini, makin menguatkan asumsi adanya jejeran candi yang membentang mulai dari Candi Simangambat hingga ke kawasan Desa Simaninggir Kecamatan Siabu yang diyakini tertimbun beberapa meter di bawah permukaan tanah,” katanya.
Peliput : Holik Nasution
Editor : Dahlan Batubara