
KOTANOPAN (Mandailing Online) – Tak ada jembatan, tak ada rambin alias titi gantung, warga terpaksa bergelayut di kawat menyeberangi sungai agar sampai ke areal persawahannya.
Itu terjadi di Desa Muara Siambak Kecamatan Kotanopan, Mandailing Natal. Selama ini, warga sangat mengharapkan pembangunan titi gantung, tetapi belum pernah terealisasi. Warga terpaksa memasang kawat di atas sungai Batang Gadis yang berarus keras dan dalam.
Hal ini dilakukan agar sampai ke tempat usahanya, sawah dan kebun. Sebab rata-rata sawah atau kebun warga di daerah ini berada di seberang Sungai Batang Gadis.
Asrul Sani (50) salah seorang warga yang sering lewat bergantungan di kawat tersebut mengatakan kemarin, pemasangan kawat ini adalah inisatif dirinya. Kebetulan areal persawahan dan kebunnya ada di seberang sungai Batang Gadis. Setiap hari ia selalu lewat melalui sungai ini. Namun beberapa bulan terakhir dirinya sering terkendala disebabkan seringnya banjir sungai ini.
Lantas, ia pun berpikir bagaimana caranya agar bisa sampai ke seberang Sungai Batang Gadis. Ide muncul. Kawat dibentangkan di atas sungai kemudian di pasang riol. Setelah dicoba, ternyata riolnya tempat pengikatan tali tidak bisa jalan. Akhirnya ia memutuskan bergantungan saja di kawat yang dientangkan tersebut.
Menurut pengakuannya, tidak semua warga mampu bergelayut di kawat ini, utamanya perempuan. Kaum perempuan lebih memilih tidak ke sawah atau ke kebun jika sungai sedang meluap.
Asrul Sani berharap agar Pemkab Madina secepatnya membangun rambin di kawasan ini. Sebab setiap kali terjadi banjir warga terkendala untuk menyeberangi sungai.
Kepala Desa Muara Siambak, Zulkifli Matondang yang dihubungi membenarkan bahwa sebagian warga bergelayut di tali jika sungai Batang Gadis meluap.
Peliput : Lokot Husda Lubis
Editor : Dahlan Batubara