MADINA;
Jalan alternatif lingkar timur di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal rawan laka lantas. Soalnya, sepanjang jalan itu tidak satupun kelihatan traffic light, sebagai pengatur lalu lintas.
Pantauan METRO, di sepanjang jalan sekitar 15 kilometer tersebut terlihat ada beberapa simpang empat. Di simpang tersebut juga termasuk lokasi ramai pengendara dan terletak di pemukiman masyarakat.
Di sepanjang jalan lingkar Timur mulai dari rumah makan Ladang Sari atau terminal bus ALS yakni pintu masuk ke lingkar Timur apabila dari arah Psp, tidak terlihat ada rambu-rambu lalu-lintas. Di sepanjang jalan lingkar Timur itu ada beberapa simpang empat. Yakni pertama dari arah Psp terdapat di Kelurahan Sigalapang yang menghubungkan dengan Desa Hutapadang, simpang empat menuju Kelurahan Kotasiantar dekat Pasar Lama Panyabungan. Selanjutnya di Jalan Bermula menuju Desa Pagaran Sigatal, simpang tiga menuju Pasar Baru Panyabungan, dan terakhir di simpang empat Kelurahan Dalan Lidang dua arah Jalinsum. Di mana satu arah menuju Kampus STAI Madina dan satu lagi Jalan lingkar Timur.
Kondisi jalan alternatif yang sudah ramai kendaraan tersebut sangat rawan lakalantas, karena saat ini bus besar dan truk juga melewati jalan lingkar. Para pengguna jalan lebih memilih jalan lingkar Timur dari jalan di pusat Kota Panyabungan untuk menghindari kemacetan lalu-lintas.
Sarwedi Nasution (27), warga Kelurahan Jalan Bermula kepada METRO mengatakan, kondisi jalan yang tidak memiliki rambu-rambu atau lampu traffic light ini sering mengancam keselamatan pengguna jalan baik pengendara bermotor atau pejalan kaki. Dan bukan hanya satu kali saja telah terjadi kecelakaan, tapi sudah berulang kali terjadi lakalantas di simpang empat yang ada di sepanjang jalan lingkar Timur tersebut.
”Memang sepengetahuan saya yang korban nyawa belum ada, tapi kalau korban luka sering terjadi. Karena akibat tak adanya rambu-rambu dan lampu traffic light para pengendara bermotor selalu tancap gas tanpa menyadari bahwa di jalan arah lain juga ada pengendara lain. Bahkan pengguna jalan sering jadi korban,” sebut Sarwedi, Kamis (10/3).
Senada dikatakan Rivai warga Kelurahan Sipolupolu Kecamatan Panyabungan saat ditemui METRO di simpang menuju Pasar Baru Panyabungan. Dirinya mengeluhkan kondisi tersebut karena jalan lingkar Timur sebagai jalan alternaf saat ini lebih disukai pengendara dari pada jalan utama yang ada di pusat kota. Tapi dengan jumlah kendaraan yang cukup banyak, Pemkab Madina hingga saat ini belum memasang rambu-rambu lalu lintas atau traffic light.
”Memang dulu ada rambu-rambu atau marka jalan tapi kondisinya sudah rusak dan tak tahu ke mana. Tapi yang pasti saat ini jalan lingkar timur ini sudah sering terjadi kecelakaan meski hanya kecelakaan ringan, dan pemerintah belum memperhatikannya,” sebut Rivai.
Anggaran Tak Ada
Sementara itu, Pj Kadis Perhubungan Madina, Harlan Batubara SH saat dikonfirmasi METRO, Kamis (10/3) mengatakan, tidak terpasangnya traffic light karena dalan anggaran tahun 2011 tidak ditampung. Alasannya anggarannya cukup besar. Meski demikian, Dinas Perhubungan berjanji mengusulkan anggaran trafffic light tahun depan. ”Kita akan upayakan untuk anggaran traffic linght tahun depan,” janji Harlan
Disebutkan Harlan, pengadaan rambu-rambu lalu lintas itu sebanyak 60 unit. Jumlah ini akan ditempatkan di titik-titik tertentu dan dianggap rawan lakalantas. (wan)
Sumber : Metro tabagsel
Pos-pos Terbaru
Most Used Categories
- Seputar Madina (4,670)
- Berita Sumut (1,417)
- Seputar Tapsel (439)
- Berita Nasional (917)
- Artikel (719)
- Berita Foto (255)
- Budaya (252)
- Politik Madina (205)
- Pendidikan (173)
- Dakwah (150)