SIPIROK-
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk SMK berakhir Rabu (20/4) kemarin. Berakhirnya UN tersebut, beberapa peserta meluapkan rasa kegembiraan dengan aksi corat-coret seragam.
Bagi mereka tentu hal ini merupakan tren atau luapan kegembiraan, tetapi harus disadari tindakan tersebut kurang terpuji apalagi dibarengi dengan tindakan lain di luar corat-coret karena tidak mencerminkan generasi terdidik.
Pantauan METRO, Rabu (20/4) di SMKN 1 Sipirok Kabupaten Tapsel, para peserta melakukan aksi corat-coret tanda berakhirnya mereka dari bangku sekolah. Tindakan tersebut bahkan dilakukan masih dilingkungan sekolah dengan menggunakan spidol dan pilox dan aksi ini masih terus tampak berlanjut dijalanan, di mana beberapa siswa mengendarai sepedamotor dengan pakaian telah berubah warna.
Padahal usai UN berakhir seluruh peserta SMKN 1 Sipirok, 315 orang telah diberikan saran, arahan dan bimbingan oleh kepala sekolah dan para guru agar tidak melakukan tindakan corat-coret.
Namun para peserta UN tersebut tidak bisa membendung luapan kegembiraan mereka setelah usai mengikuti UN tersebut. Padahal sebagai generasi sepantasnya berpikir lebih positif dan terpenting bagaimana mereka memandang masa depan yang membentang didepan mata, untuk masa depan bangsa dan negara yang lebih baik.
Sementara, di Pemandian Parsariran Kecamatan Batang Toru, di pinggir jalinsum terlihat puluhan siswa SMK juga pakaian sekolahnya sudah penuh corat-coret. Wajahnya terlihat gembari usai mandi-mandi di air yang jernih tersebut.
Menaggapi hal tersebut, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Tapsel H Gunawan Siregar mengatakan, aksi corat-coret memang bukan tindakan terpuji dan harus segera ditinggalkan. Untuk menanggulangi hal tersebut dimasa yang akan datang, tentunya harus ada penegasan dan pemahaman yang baik dari tempat mereka sekolah melalui kepala sekolah dan para orang tua.
”Ke depan harus ada upaya penangan yanglebih baik dengan aksi itu, terutama dari pihak sekolah dan juga orangtua,” katanya.
Jangan Coret Seragam!
Sejumlah siswa mengaku sudah diberi arahan dan diingatkan untuk tidak melakukan corat-coret seragam sekolah setelah UN selesai.
Diutarakan Dewi salah seorang siswi peserta UN SMAN 1 Sibuhuan kalau mereka sudah diingatkan pihak sekolah agar tidak melakukan aksi coret-coretan baju seragam sekolah, karena aksi tersebut tidak baik karena terkesan kurang terpelajar.
“Bagusan saja baju seragam sekolah diberikan kepada orang yang tidak mampu, termasuk bagi siswa miskin,” terangnya, Rabu (20/4).
Sementara Kadisdik Palas Ali Irpan Hasibuan menerangkan pihaknya sudah mengimbau seluruh Kasek untuk mengingatkan siswanya agar tidak ada melakukan coret-coretan baju seragam sekolah termasuk dengan hura-hura.
“Karena kelakukan yang demikian tidak mencermnkan budaya Palas yang bermoral dan santun. Lebih bagus baju seragam sekolah disumbangkan kepada yang tidak mampu,” ucap Ali Irpan.
Untuk itu sebut Kadis, pihaknya mengecam keras jika ada siswa yang melakukan aksi coret-coretan baju, karena dinilai menoda citra pendidikan.
“Itu mubajir, untuk apa dicoret-coret, karena terkesan kurang bermoral. Untuk itu kita harap jangan ada aksi yang begituan terjadi di Palas,” tukasnya. (ran/amr/leo)
Sumber : Metrotabagsel
Pos-pos Terbaru
- Mahasiswa STAIN Madina KKN di Pasaman Barat
- Emak Emak Pengajian Kerumuni Calon Wakil Bupati “Onma”
- Paslon 01 Madina Jadi Harapan Petani Hutaraja Bawa Perubahan dan Kesejahteraan
- Tokoh dan Masyarakat Mandailing Julu Deklarasi Dukung SAHATA
- Warga Desa Pagur Dukung dan Siap Menangkan Pasangan Harun – Ichwan
Most Used Categories
- Seputar Madina (4,652)
- Berita Sumut (1,417)
- Seputar Tapsel (439)
- Berita Nasional (917)
- Artikel (719)
- Berita Foto (255)
- Budaya (252)
- Politik Madina (201)
- Pendidikan (173)
- Dakwah (150)