Berita Sumut

Buruh Sumut memprihatinkan

MEDAN – Kesejahteraan para pekerja saat ini masih tergolong minim. Padahal, pengentasan kemiskinan yang dicanangkan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Syamsul Arifin, hanya wacana semata. Sehingga rakyat sangat kecewa dengan kebijakan itu.

Kelompok Pelita Sejahtera (KPS), Sahat Lumbanraja, mengungkapkan kondisi pekerja, karyawan, dan buruh di Sumut, juga tergolong memprihatinkan. Padahal, ekspansi perkebunan kelapa sawit di Sumut telah meluas hampir ke semua kepulauan besar di Indonesia.

“Selama 19 tahun terakhir, ekspansi perkebunan kelapa sawit mencapai rata-rata 315.000 hektar per tahun. Hingga saat ini Indonesia memiliki lebih kurang tujuh juta hektar lahan yang telah ditanami kelapa sawit,” ungkap Sahat, pagi ini.

Di luar itu, sekitar 18 juta hektar hutan telah dibuka atas nama ekspansi perkebunan kelapa sawit Dari penuturan seorang buruh perkebunan sawit di PT Soeloeng Laut, Serdang Bedagai, menurut Sahat, setiap hari mereka diberi beban kerja jika diperhitungkan dapat menghasilkan 2.000 kilogram tanda sawit x Rp1.250 per kilogram.

“Atau sama seperti Rp2,5 juta per hari. Sementara buruh yang bersangkutan hanya mendapatkan upah sebesar Rp1.005.000 ditambah premi rata-rata Rp200 ribu Jadi, penghasilan buruh sawit di Sumut per bulan rata-rata hanya Rp1.205.000,” katanya.

Dengan upah itu, lanjut Sahat, buruh atau pekerja harus menghidupi empat anak, tiga orang sekolah, dan seorang masih bayi. Akibatnya, setiap bulan mereka terpaksa berutang kepada rentenir dengan bunga 10 sampai 15 persen.
Sumber : waspada online

Comments

Komentar Anda