Seputar Madina

3 Kandidat Bertarung Rebut Ketua BEM di BLU-STAI Madina

Sebanyak tiga kandidat, masing-masing Nisman, Jureid, dan M Ihsan Matondang, akan bertarung merebut kursi ketua BEM Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Mandailing Natal, pada pemilihan rakyat, Sabtu (29/1).
Ketiga kandidat dan pasangannya sudah menerima nomor urut. Untuk nomor urut 1 dipegang Nisman-Hamidun Ari, pasangan nomor urut 2 Jureid-Sartika Nasution, disusul M Ihsan Matondang- Ali Asfi di nomor urut 3.
Ketua komisi pemilihan rakyat (Pemira), Abdul Muluk, ditemui METRO di Panyabungan, Selasa (25/1), menyebutkan, pihaknya sedang mencetak kertas suara sebanyak 1.000 eksemplar. Sejauh ini, jumlah pemilih tetap belum bisa dipastikan. Sebab, pihaknya masih melakukan finalisasi atas jumlah pemilih.
“Jumlah pemilih belum final. Namun, dari data yang diperoleh jumlah seluruh mahasiswa di Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Mandailing Natal (BLU-STAI Madina) sekitar 970-an. Itu pun belum kita verifikasi karena masih ada sejumlah nama mahasiswa yang tak aktif lagi,” ungkap Muluk didampingi sekretaris komisi, Ahmad Junaidi.
Pihaknya, sambung Muluk, secara mekanisme siap melangsungkan pemilihan ketua dan wakil ketua badan eksekutif mahasiswa (BEM) untuk periode tahun 2011-2013.
“Awalnya kami dihadapkan dengan beberapa persoalan berbau intervensi dari pendukung sejumlah kandidat, sehingga pemilihan sempat diundur. Sebenarnya persoalan ini belum juga selesai, tapi kami optimis apabila seluruh mahasiswa mendukung pemira ini, maka waktu pelaksanaan pemilihan tak akan diundur lagi,” bebernya.
Disebutkannya, persyaratan yang telah ditetapkan komisi setelah ditutup pendaftaran, Senin (24/1) lalu, komisi pemira atas instruksi Pembantu Ketua BLU-STAI Madina bidang kemahasiswaan setiap kandidat harus mengikuti test baca tulis Alquran dan memiliki indeks prestasi (IP) setiap pasangan calon.
“Untuk IP setiap pasangan calon harus memiliki IP minimal 3,3. Ketiga pasangan calon telah lulus syarat itu. Kita juga mengadakan test tulis dan baca Alquran. Itu merupakan syarat yang tak bisa ditawar-tawar lagi mengingat perguruan tinggi ini adalah PT Islam,” sebutnya.
Pemira, sambungnya, merupakan teori pembelajaran bagi mahasiswa untuk menjalankan birokrasi pemerintahan. Pasalnya, untuk menjadi seorang presiden mahasiswa bukan lah hal yang mudah.
“Harapan saya kepada ketua terpilih nantinya merupakan benar figur intelektual dan religius. Sebab, Ketua BEM di BLU-STAI Madina dituntut untuk bisa memotivasi dan mengembangkan bakat setiap mahasiswa, apalagi mahasiswa di STAI Madina itu banyak yang backgroundnya dari pondok pesantren. Nah Ketua BEM itu juga dituntut orang yang betul-betul agamis,” harapnya. (wan)
Sumber : Metro tabagsel

Comments

Komentar Anda