Prostitusi Lewat Facebook
JAKARTA- Orangtua tampaknya harus lebih ekstra mengurus anak-anaknya. Situs jejaring facebook kini dimanfaatkan sekelompok orang untuk praktik prostitusi. Hal inilah yang terjadi di RW 6, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Alay (50) pelanggan Dede, mucikari yang menjual tujuh ABG, warga Manggarai, Jakarta Selatan. Alay ditangkap di Apartemen Puri Kemayoran, Jakarta Pusat. Dede menjajakan layanan prostitusinya melalui situs jejaring sosial Facebook. Kepada pria hidung belang, ia menjual setiap ABG kenes seharga Rp 2 juta. Ketujuh ABG itu adalah KKS (15), AC (15), VYL (13), ZV (l5), LCS (15), NF (16), dan AS (15). Mereka tinggal satu kampung dan betetangga dengan Dede di Manggarai.
Menurut DD, orangtua VYL saat ini yang kerap mendapat ancaman adalah orangtua AS. Karena sering mendapat ancaman, nomor ponsel AS ditukar dengan nomor milik ayahnya. “Jadi, yang menerima ancaman Mr X itu ya bapaknya, AS. Tidak ada telepon, tapi SMS berkali-kali,” ujar DD.
“Anak saya pernah berkali-kali diancam oleh Alay ketika berada di Apartemen Puri Kemayoran. Alay mengancam supaya mereka tidak mengadu ke orangtua,” tutur DD, orangtua VYL saat disambangi di rumahnya di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (23/1).
Dengan nada tinggi, DD menegaskan agar pelaku tidak bertindak sewenang-wenang kepada keluarga korban. “Jangan mentang-mentang kami tidak berpunya, jadi seenaknya ambil anak kami gara-gara dia punya duit banyak,” katanya.
Merasa tidak aman pada bagian lain, DD menuturkan, anaknya, VYL, sudah diterima dengan baik oleh guru dan teman-temannya di sekolah. Dulu, VYL pergi ke sekolah sendiri. Kini, demi menjaga buah hatinya, DD mengantar VYL sekolah setiap hari.
“Saya buat jaga-jaga. Saya enggak mau ada apa-apa. Takutnya diculik. Apalagi, sejak ada SMS ancaman yang terus-menerus itu,” kata DD. Di rumah pun, DD melarang anaknya pergi ke mana-mana karena dinilai belum aman. Ia khawatir anaknya tidak pulang ke rumah kalau ada janji bertemu kenalannya melalui Facebook.
Rini, salah satu tetangga DD, mengaku resah dengan kejadian di sekitar tempat tinggalnya. Lingkungan yang semula aman kini harus diamankan secara ketat. Semua orang yang tampak asing bagi warga pasti akan ditanyai tujuannya.
“Warga sini sebetulnya resah. Tadinya aman-aman saja. Makanya wajar saja kalau ada tetangga kami menanyakan kartu identitas pada tiap orang asing yang lewat,” ujar pemilik toko kelontong itu.
Sementara itu, andai LCS tidak memacari lelaki itu, sindikat prostitusi ABG (anak baru gede) di situs jejaring sosial Facebook tidak akan terungkap. Cinta monyet antara LCS dan seorang lelaki membuat persahabatan tujuh ABG retak.
Persahabatan LCS dengan keenam temannya retak karena LCS memacari seorang lelaki yang merupakan sahabat keenam temannya itu. Pada suatu hari, keenam teman LCS meminta pertanggungjawaban.
“Ketika LCS dimintai penjelasan soal pacarnya itu, enam teman LCS mengeroyoknya di luar Pasaraya Manggarai hingga babak belur. Anak saya VYL ikut juga menghajar LCS,” tutur DD di rumahnya di Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.
Selanjutnya, melihat wajah anaknya membiru, orangtua LCS melaporkan hal ini kepada guru LCS di sebuah SMP swasta di Jalan Pariaman. Sang guru kemudian memeriksa identitas LCS di akun Facebook. Ia curiga melihat beberapa foto LCS bersama enam temannya dan Dede di dalam kamar sebuah hotel.
Beberapa hari kemudian, pihak sekolah mengundang semua orangtua, termasuk petugas Kepolisian Sektor Metro Setiabudi. “Saya tadinya dipanggil untuk kasus pengeroyokan. Awalnya, polisi menyampaikan kasus perkelahian remaja. Kemudian, sang guru membeberkan foto-foto muridnya yang terlibat prostitusi via Facebook,” ujar DD. (net/jpnn)
Sumber : Sumut POs