PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melakukan pengenalan teknologi kegiatan pemanfaatan hasil litbangyasa Iptek Nuklir bidang pertanian dan peternakan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
“Sebagai putra daerah, saya punya beban dan tanggung jawab meningkatkan kegiatan pemanfaatan hasil litbang nuklir di bidang pertanian dan peternakan. Apalagi dari segi lahan dan petaninya, Madina sudah ada tinggal bagaimana meningkatkan ilmu pertanian dan peternakan demi meningkatkan kesejahteraan warganya,” kata Mustafa Kamal Nasution, dari Batan saat melakukan sosialisasi atas tupoksi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melakukan penelitian dan pengayaan dalam rangka menghasilkan invosi-inovasi baru sebagai percepatan kesejahteraan bangsa di Aula Mitra Tani Sari Lintas Timur, Selasa (18/9).
Dikatakannya, selama ini orang awam mengira Batan tempat untuk mengolah senjata berbahan nuklir, akan tetapi Batan itu adalah pusat pengembangan berbagai inovasi di bidang pertanian dan peternakan, kesehatan, industri, lingkungan dan energi.
“Batan telah mengeluarkan 20 varietas bibit padi unggul, 7 varietas kacang kedelai unggul, serta kapas yang pohonnya pendek tapi kapasnya putih serta usia panennya 3 bulan juga gandum yang sedang dikembangkan di Indonesia bagian timur,” terang Kamal.
Di bidang kesehatan, kata dia, Batan juga sudah banyak menghasilkan radio isotop yang dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit dan saat ini sedang melakukan kerja sama dengan kimia farma.
Begitu juga di bidang industri, Batan juga telah mengeluarkan alat (radio isotop red) yang bisa mendeteksi kebocoran pipi, kedangkalan air di pelabuhan serta keretakan pada bendungan.
Untuk Mandina kata Kamal, sesuai dengan geografisnya serta lahan pertanian yang tersedia diharapakan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertanian serta UPT Pertanian dan PPL bisa hasil produksinya dengan pengenalan teknologi yang dilakukan saat ini.
“Kita harus mampu mendongkrak peningkatan hasil pangan dari Madina, karena sumber daya alam yang kaya ini menjadi modal dasar untuk kita manfaatkan,” sebutnya.
Heri Is Mulyana, Bidang Aplikasi Iptek Nuklir dalam Bidang Pertanian, mengatakan, selain pemanfaatan lahan dalam upaya peningkatan hasil padi, juga perlu dilakukan peningkatan kacang kedelai di Madina mengingat daerah ini cocok dijadikan tempat penangkaran bibit kedelai serta penghasil kedelai di Sumut.
“Dari segi kebutuhan kacang kedelai secara nasional, saat ini kita mengimpor dari Amerika Serikat, sementara produsennya, kita juga dari Indonesia. Itu artinya, kita sudah dikendalikan Negara luar,” kata dia.
Sementara Teguh Wahyono, Bidang Aplikasi Iptek Nulir dalam Bidang Peternakan mengatakan, potensi alam yang kaya ini juga harus dimanfaatakan peternak Madina khususnya ternak ruminansia untuk lebih meningkatkan ilmu teknologi dalam rangka mencapai hasil yang maksimal.
“Kita tahu kebutuhan daging sapi di daerah ini masih kekurangan dan masih mendatangkan sapi pedaging dari luar daerah,” terangnya.
Karena itu kata dia, pihaknya memaparkan berbagai tata cara peningkatan produksi dengan memperhatikan manajemen pakan yang paling utama, juga kandang, keuangan, sanitasi dan manajemen kasih saying. Hal tersebut merupakan kerangka dasar yang harus diperhatikan untuk sebuah keberhasilan yang tentunya dibarengi dengan ilmu bagaiamana tata cara perawatan sampai kepada tingkat pemasaran.
Sementara Kepala Dinas Pertaian Madina, Taufik Zulhendra Ritonga mengatakan, kesempatan para petani padi dan ternak mengikuti sosialisasi dari Batan ini harus menjadi ilmu yang bisa dikembangkan demi peningkatan kesejahteraan. (mb)