(Balita Malang Lahir Tanpa Anus, Usus Terburai Dan Tanpa Testis)
Oleh : Nurhakimah Lubis, S.Pd.I
Ada ungkapan sindiran dan protes sosial “Orang Miskin Dilarang Sakit” yang sudah akrab ditelinga kita. Sebuah realitas miris yang berbanding lurus dengan kenyataan pahit yang dialami Karniawan Nasution (balita Malang dengan usia 15 bulan asal Desa Muara bangko Kec. Ranto Baek kab. Madina yang lahir tanpa anus, usus terburai dan tanpa testis). Ungkapan tersebut memang ada benarnya, bagaimana rumitnya proses dan urusan tentang pelayanan, perawatan dan biaya kesehatan bagi si warga miskin. Dan hal itu tentunya tidak akan berlaku bila seandainya Karniawan dilahirkan dari keluarga yang mampu dan berada, toh pasti semua urusan akan cepat selesai bila ada uang tunai. Tetapi apa hendak dikata, Karniwan yang dilahirkan pada 23 Maret pada tahun lalu di desa Muara Bangko, tergolong dari keluarga pra sejahtera, buah hati dari pasangan karnan (26) yang bekerja hanya sebagai tukang/buruh harian dengan penghasilan tidak seberapa yang sangat pas-pasan bahkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja masih sangat sulit.
Balita malang yang berusia 15 bulan ini, lahir dengan kekuasaan Allah SWT dengan kondisi tanpa anus (istilah medis atresia ani), ditambah dengan usus terburai dan tanpa testis (maaf, tanpa kantung dan buah zakar). Bisa dibayangkan, bagaimana kompleksnya kondisi sang bocah tersebut dengan keluarga yang sama sekali bukan dari keluarga mampu. Selain itu, anak ini juga mengidap gizi buruk, dengan kondisi berat badan hanya 4,2 Kg pas pertama kali dirawat di RSU Panyabungan. Namun setelah dirawat selama 1 bulan 15 hari, kondisi anak ini mulai berangsur pulih dengan kondisi berat 6,8 Kg dan selanjutnya bisa dirujuk ke RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Nah beberapa waktu yang lalu, saya ikut dalam Tim Relawan Kemanusiaan untuk melakukan pendampingan terhadap balita malang ini dan keluarganya , untuk melakukan perobatan lanjutan selama rawat jalan di RSUD Pirngadi Medan. Singkat cerita, saya bersama Mamad VJ (Bendahara Karang Taruna Kab.Madina), Riswan Lubis (Koord.Bid Sosial Karang Taruna/Wakil Bendahara PC. PMII Kab. Madina) selama 10 hari lebih. Kami turut serta mengurus administrasinya dalam antrian panjang, mulai pendaftaran, pemeriksaan radiology, test darah, HB, dauksit, konsultasi dengan dokter, dll yang diperlukan untuk perawatan lanjutan sebelum dijadwalkan untuk operasi/rawat inap. Tiap hari, setelah selesai memasak di tempat tinggal sementara bersama balita malang ini, kami harus berangkat pagi-pagi jam 06.30 dengan menaiki angkot dari Jln. SM Raja menuju RSU Dr. Pirngadi Medan dan pulang dari rumah sakit biasanya baru sekitar jam 15.00 WIB. Cukup memprihatinkan memang, dan kami tidak tega membiarkan Karniawan dan keluarganya tanpa pendampingan. Hal ini hanya demi niat lillahi ta’ala dan sekali lagi atas nama kemanusiaan, untuk membantu sesama.
Gerakan Amal Koin Cinta
Secara fitrah lahiriyah, manusia tentunya memliki perasaan dan suasana batin yang mudah terenyuh, iba, kasihan, terharu, prihatin bila melihat sebuah keadaan yang membutuhkan bantuan atau pertolongan. Kepekaan sosial manusia itu tentunya harus disentuh dengan hati nuraninya. Maka setelah lewat diskusi kecil dengan bang Al-Hasan Nasution (Ketua Karang Taruna Kab. Madina), Ketua Umum PC. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kab. Madina M. Amin Lubis bersama aktivis sosial lainnya, dijelaskan bahwa empati kepada Karniawan Nasution harus dilakoni dengan partisipasi. “Kita harus buktikan bahwa kita masih memliki peradaban dengan entitas kesetiakawanan sosial yang kental. Kita harus memiliki tingkat kesadaran nurani yang tulus untuk membantu ketika melihat sesamanya menderita. Jangan sampai kepekaan nurani kita lumpuh dan mati. Hal ini harus diintensifkan lewat gerakan amal bersifat sosial dalam bentuk Koin Cinta untuk Karniawan yang bertujuan sebagai langkah dan upaya konkrit untuk mengajak partisipasi masyarakat di semua level dan terlibat dalam membantu Karniawan dan keluarganya ” papar Al-Hasan Nasution.
Mungkin masih terekam dalam ingatan kita, ketika kasus yang sama Rizky Wasiah Nasution, yang berasal dari Desa Huraba dari keluarga miskin yang memiliki penyakit yang persis sama dengan Karniawan Nasution bisa ditalangi sampai penyembuhan total lewat Koin Cinta untuk Rizky Wasiah. Penggalangan sumbangan kemanusiaan lewat Koin Cinta tersebut yang digagas oleh Iskandar Hasibuan (Pemred Malintang Post), Dahlan Batubara (Pemred Mandailing Online), Mukhtar Nasution (akademisi STAIM), Maradotang Pulungan (Wartawan Portibi), Al-Hasan Nasution (Ketua Karang Taruna Madina) dll memiliki daya magnet yang luar biasa untuk menyentuh partisipasi masyarakat dalam membantu biaya perobatan dan pendampingan Rizky Wasiah sampai tuntas.
Kini, hal yang sama dialami oleh Karniawan Nasution dengan penyakit yang lebih parah dan terlahir dari keluarga yang sangat miskin. Bahkan menurut hasil analisis dokter, Karniawan akan menjalani beberapa tahap pemeriksaan dan operasi lanjutan sampai 4 kali lagi dan proses penyembuhan total bias memakan waktu yang sangat lama sampai 1 tahun. Betapa malangnya nasib anak ini dan bias kita bayangkan betapa pedih dan getirnya suasana hati orang tua Karniawan Nasution, dengan keterbatasan biaya tanpa memiliki apa-apa.
Gerakan Amal dalam bingkai sosial bertajuk Koin Cinta Untuk Karniawan Nasution ini harus terus ada sehingga diharapkan dana yang terkumpul nantinya secara amanah dapat membiayai penyembuhan Karniawan dan biaya keluarga yang mendampinginya. Bila memungkinkan, Gerakan Amal ini harus dipermanenkan untuk kasus-kasus lain yang pada intinya digunakan untuk kegiatan yang bersifat kemanusiaan. Karniawan Nasution adalah makhluk Allah SWT dari sekian juta anak-anak yang memiliki hak untuk hidup lebih baik dan juga hak untuk merasakan masa kecilnya yang indah seperti layaknya teman-teman sebayanya. “Kami tidak memiliki uang yang cukup, dan tidak ada yang bisa kami jual. Maka kami sangat berharap bantuan dari para donator untuk perobatan anak kami ini” ungkap Ibu dari Karniawan, Nurhaida (25) sambil terus mengusap kepala anaknya secara perlahan dalam gendongan ketika itu.
Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?
Pernahkah terfikir oleh kita semua, jika kita berada pada posisi menjadi balita malang berusia 15 bulan ini yang terlahir dari keluarga miskin dan tidaak mampu? Dengan kondisi lahir tanpa anus, usus terburai dan tanpa testis? Sangat berat bukan? Sanggupkah kita bertahan? Atau pernahkah kita terfikir, posisi kita menjadi orang tua dari karniawan Nasution? Sanggupkah kita tetap memeluk erat anak ini, dan terus berusaha untuk menyembuhkannnya? Jawablah dengan hati nurani kita sendiri, seraya bersyukur kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunia-Nya bahwa kita masih jauh lebih baik dengan yang kita miliki sekarang.
Ada sebuah hadits populer” sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi manusia lainnya”. Selain itu, norma adat yang begitu luhur juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai kebersamaan dalam banyak hal diantaranya “marsialap ari”, saanak saboru” dan nilai kesetiakawanan saat melihat penderitaan orang lain. Penggalangan sumbangan lewat koin cinta ini harus kita pandang sebagai sisi positif untuk bisa saling mengulurkan tangan membantu sesama. Disamping itu untuk mengasah naluri kemanusiaan kita dan kepedulian sosial kita untuk bisa saling meringankan beban orang lain, apalagi kita masih diikat dengan bingkai “dalihan na tolu” dan sesama muslim yang bersaudara.
Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan iktibar dan renungan kita bersama. Jangan sampai naluri kemanusiaan kita bisa mati, akibat ketidakpedulian kita. Jangan sampai kepekaan nurani kita menjadi lumpuh, akibat kesibukan kita memburu materi untuk memanjakan selera konsumtif kita, sehingga kepedulian kita sebagai manusia untuk membantu sesame akhirnya tersisihkan. Kita perlu untuk memupuk kesalehan dan kepedulian social kita dengan melihat kehidupan sekitar kita dengan Mata Hati. Yakinlah, Allah SWT pasti membalas amal jariyah kita dengan balasan yang berlipat nantinya.
Bagi Bapak/Ibu/sdr/i/sahabat yang berkenan dan terketuk hatinya sebagai manusia dan ingin menyumbangkan sebagian risky-Nya untuk membantu si kecil Karniawan Nasution dapat mengantarkan langsung bantuan kemanusiaan untuk perobatan dan penyembuhaan serta biaya hidup keluarganya dalam bentuk uang kertas, beras, mie instant, koin/uang receh, pakaian dll ke Posko Solidaritas Kemanusiaan Peduli Karniawan Nasution bertempat di Sekretariat Karang Taruna Kab. Madina Jln. Willem Iskander Dalan Lidang atau Redaksi Malintang Post, atau donasi Bapak/Ibu/Sdr/I bisa kami jemput ke alamat ybs, atau bisa menghubungi kami di 0853 7327 0843, 0813 6102 1434, 0821 6295 9915, 0813 7689 4678 atau bisa ditransfer via Rekening Bank Sumut No. 344. 02. 04. 002128-5 atas nama Posko Solidaritas Peduli Kemanusiaan.
Wallahul Muawaffieq ilaa Aqwamith Tharieq
Wallahu a’lam…
(Penulis adalah Wakil Ketua Forum Pengurus Karang Taruna Kab. Madina/
Mahasiswi PPS (Program Pasca Sarjana) IAIN Imam Bonjol Padang)