Artikel

Hadirkan Gagasan Membangun di Pilkades Madina

Oleh: Halvionata Auzora Siregar
Putra Batang Natal*

Tak lama lagi 256 desa di Kabupaten Mandailing Natal, Sumut akan melaksanakan pesta demokrasi, tepatnya tanggal 21 Agustus tahun 2023.

Ini merupakan pemilihan kepala desa sebelum kita menyambut pesta demokrasi yang lebih besar yaitu Pemilihan Umum pada tahun 2024 yaitu pemilihan presiden, anggota DPR, DPD dan Kepala Daerah.

Kita harapkan para calon kepala desa bersaing secara politik sehat, bukan politik menjatuhkan yang berakibat dendam politik setelah pesta Pilkades ini selesai.

Sebagai masyarakat awam kita perlu melihat calon kepala desa kita, sesuai dengan visi dan misi yang dibawa demi kemajuan desa, apalagi di era pak Jokowi pembangunan desa terus digemborkan sebagai pondasi pembangunan bangsa dan negara.

Perpolitikan yang harus dibangun apalagi di antara calon kepala desa adalah politik yang bergagasan, inovatif dan membangun, karena di era sekarang tidak sedikit kita lihat para politisi yang menjatuhkan satu sama lain. Di era yang maju dan serba ada ini mari perbanyak politik yang kolaboratif artinya setelah terpilih kepada desa dalam Pilkades nanti dendam politik karena kekalahan pilkades seharusnya jangan berkelanjutan apalagi berkepanjangan, ini akan menyebabkan terhambatnya siklus pemerintah di desa.

Sebagai masyarakat awam pula kita jangan mudah diiming-imingi janji, termakan provokasi antar pendukung calon kades, apalagi seperti yang kita lihat bentrok antar keluarga ketika Pilkades juga sering terjadi. Artinya ketika melihat sosok calon kita lihat track record yang telah dicapai atau gagasan seperti apa yang ia usung demi mewujudkan kemajuan desa. Karena majunya desa kedepannya bukan hanya tergantung kepala desa saja tetapi kolaborasi antara pemerintah desa dan warga dalam mengelola serta transparansi dalam penggunaan Dana Desa.

Dalam politik seharusnya kita sudah dewasa menyikapinya yaitu bisa menang dan bisa kalah, tetapi masih banyak diantara kita ketika terjun ke politik kita hanya siap untuk menang tetapi tidak siap untuk kalah. Ketika kita tidak siap untuk kalah, maka balas dendam politik akan terus berjalan sampai bentrok antar dua kubu warga bahkan tim sukses pun bisa saja terjadi. Disinilah kita melihat kedewasaan sosok pemimpin yang sesungguhnya bukan hanya siap untuk menang tetapi siap untuk kalah.

Untuk, itu mari kita nikmati dan ikuti prosedur dalam Pilkades, menghindari pelanggaran dan juga kecurangan karena semakin banyak kecurangan yang terjadi maka semakin banyak kemudaratan yang akan kita hadapi dalam pembangunan desa.

*Penulis adalah Ketua Umum Forum Kajian dan Penulisan Hukum Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.