Seputar Madina

Harga Karet Turun dari Pekan Lalu

 

Petani karet di Gunung Tua Julu, Panyabungan. foto : Dahlan Batubara

 

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Harga karet di Panyabungan, Mandailing Natal turun dibanding pekan lalu.

Pantauan wartawan di pertimbangan Iparbondar, Panyabungan, Kamis (10/10/2019) harga terrendah di kisaran 7.300 rupiah per kg, sedangkan tertinggi di kisaran 7.500 rupiah per kg.

Harga itu mengalami penurunan sekitar 500 rupiah dibanding Kamis pekan lalu dimana harga terrendah masih di kisaran 7.800 rupiah per kg, sedangkan tertinggi di kisaran 8.000 rupiah per kg.

Sementara itu, berdasar data Bloomberg, pada perdagangan Senin (7/10) hingga pukul 13.15 WIB, harga karet berjangka di bursa Tocom untuk kontrak Maret 2020 bergerak melemah 0,76 persen menjadi 155,9 yen per kilogram (kg).

Sementara itu, harga karet berjangka di bursa Singapura untuk kontrak Januari 2020 berhasil rebound setelah melemah sepanjang 9 perdagangan berturut-turut, dengan bergerak menguat 0,16 persen menjadi US$126,1 per kg.

Grafik dan harga historis komoditas karet Tokyo 10-10-2019 (www.seputarforex.com)

Pelemahan harga karet pada pekan ini dipicu oleh Chongqing General Trading Chemical Co, pedagang karet terbesar di China, yang berhenti berurusan dengan karet dan meminta pemasok pada 27 September 2019, untuk menghentikan eksekusi semua kontrak yang belum selesai. Berita tersebut menciptakan kepanikan jangka pendek di pasar dan selanjutnya dapat menunda kebangkitan harga karet.

Sentimen negatif lainnya adalah prospek pelemahan permintaan akibat ketidakpastian perang dagang antara dua raksasa ekonomi, AS dan China, yang masih berlangsung sejak tahun lalu.

Di sisi lain, dikutip dari laman resmi ANRPC, berdasarkan perkiraan awal, produksi karet alam dunia menciut 6,5 persen menjadi 4,39 juta ton selama 5 bulan pertama 2019, secara tahunan. Sementara itu, konsumsi tercatat naik 0,9 persen menjadi 5,78 juta ton, dari 5,37 juta ton selama periode yang sama pada tahun lalu.

 

Peliput : Dahlan Batubara

Sumbar tambahan : Bloomberg / Bisnis.com / Finna U Ulfah

 

 

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.