Panyabungan,
Tindakan refresif aparat Polres Mandailing Natal (Madina) terhadap Koordinator Aksi Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Madina Tan Gozali yang juga Ketua Satma PP Madina pada saat unjuk rasa di Kantor Bupati Madina, Selasa (12/10/2010) lalu, akan dilaporkan ke Prompam Polda Sumatera Utara dan Mabes Polri.
Tindakan refresif yang dilakukan aparat kepolisian terhadap Tan Gozali saat melakukan demo di depan Kantor Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Madina, dianggap Tan Gozali sebagai bentuk kekerasan dan sudah melanggar hak-hak demokrasi.
“Saya mengutuk keras sikap Polisi Madina yang terlalu arogan menghadapi pendemo, padahal kami tidak ada niat untuk membuat keribuatan kalau tidak ada orang yang memancing keributan,” ujar Tan Gozali kepada wartawan di Panyabungan, Jumat (15/10/2010).
Jelas Tan, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Madina berdemo bukan untuk berhadapan dengan polisi, melainkan untuk menyampaikan aspirasi guna menegakkan keadilan dan penjelasan dari Pemkab Madina tentang defisit kas daerah yang cukup beser.
“Namun sikap Polisi Madina yang terlalu arogan sampai-sampai menodongkan senjata laras panjang kepada saya, sehingga membuat massa pendemo marah,” paparnya.
Saat melakukan orasi di daerah Perkantoran Bupati tepatnya di depan Kantor Dinas Keuangan dan Aset Daerah, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Madina mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari aparat Polres Madina. Peristiwa kekerasan tersebut dapat dilihat dari tendangan kaki dari beberapa anggota aparat Polres Madina.
“Padahal kita yang berdemo sudah sesuai dengan prosudur yang ada, mana mungkin kami melakukan tindakan anarkis, jadi kami menilai polisilah yang memancing kami membuat anarkis. Tindakan Polres Madina itu sudah melanggar dan mengangkangi hak-hak demokrasi, apalagi seharusnya dalam unjuk rasa aparat keamanan tidak dibolehkan membawa senjata api dan sejenisnya,” terangnya.
Hal senada dikatakan Koordinator Lapangan Khoirul Nasri Nasution dan Ahmad Iswadi Batubara. Mereka mengutuk keras tindakan aparat Polres Madina pada saat Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Madina melakukan aksi unjuk rasa.
Padahal tujuan mereka melakukan aksi unjuk rasa atau demo tersebut untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. “Kami bukan separatis maupun teroris,” ungkap Khoirul. (BS-026)
sumber:beritasumut