SIPIROK – Satu persatu budidaya dan home industri hasil karya putra-putri Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan mulai menemukan pangsa pasar di luar negeri.
Setelah kain songket, kini giliran kopi “ateng” asal Kecamatan Sipirok diminati Malaysia dan Singapura.
Salah seorang petani kopi asal Desa Sigiring-giring Dolok, Kecamatan Sipirok, Chaidir Hasibuan, mengatakan kopi itu sangat disukai, karena aromanya yang harum dan cita rasanya yang enak.
Menurut Chaidir, selain sangat mudah ditanam dan juga cepat panen, kopi ateng ini harganya juga sangat mahal.
Oleh karena itu, kata Chaidir, petani kopi di Kecamatan Sipirok saat ini berlomba-lomba dan lebih banyak menanam kopi ateng. Sebelumnya, warga di daerah itu, paling banyak menanam kopi jenis arabika. “Kopi ateng itu juga sangat mudah laku dan sangat dicari konsumen yang ada di Sumatera Utara,” kata Chaidir, tadi malam.
Chaidir menjelaskan, kopi ateng ini di daerah Sipirok juga disebut sebagai kopi unggulan oleh masyarakat. Warga menamakan kopi ateng, karena tinggi tanaman ini sangat pendek, namun memiliki kelebihan atau unggul dari tanaman jenis kopi lainnya seperti kopi arabika.
“Kopi ateng saat ini merupakan tanaman primadona bagi petani kopi di daerah Sipirok,” kata Chaidir.
Chaidir mengatakan, kopi ateng ini merupakan saingan berat bagi kopi luak (biji kopi yang dimakan musang. Bahkan, kopi ateng yang baru saja selesai dipanen oleh petani langsung dibeli konsumen di kebun dengan harga Rp15.000-Rp20.000 per kilogram.
“Tanaman kopi ateng ini kini sudah merupakan andalan bagi petani di Kecamatan Sipirok menggantikan tananaman warga di daerah itu yang dulunya cengkih. Tananaman cengkih di Kecamatan Sipirok tidak lagi ditanam warga karena banyak yang mati dan merugikan,” katanya.
Chaidir juga menyebutkan, setelah kopi ateng itu dibeli pengusaha atau eksportir kopi, kemudian mereka olah lagi dan dijual ke Malaysia, Jepang, dan Singapura.
Bahkan, kopi ateng ini menurut beberapa pengusaha memilik kelebihan dibandingkan kopi jenis arabika, sehingga sangat banyak diminati dan laku keras di pasaran Asia.
“Kopi ateng ini bijinya sangat padat dan saat ini paling dicari bagi pecandu minumun kopi di Pulau Jawa dan Sumatera. Tanaman ini juga mudah hidup di Kabupaten Tapanuli Selatan, Dairi, dan Humbang Hasundutan di wilayah Sumatera Utara,” katanya.
Sumber : Waspada