BUKIT MALINTANG (Mandailing Online) – Pandemi Covid-19 telah menyebabkan terjadinya pergeseran cara hidup masyarakat. Bukan saja terjadi pada sektor kesehatan, tapi juga pada penentuan tempat sekolah anak-anak.
Tingginya kasus Covid-19 pada 2020 lalu membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan belajar di rumah. Namun, awal tahun ini pemerintah membuaka sekolah untuk jenis pesantren.
Hal ini memeengaruhi para orang tua dalam memilih sekolah untuk anaknya. Banyak orang tua memilih pesantren karena menghindari sekolah daring.
Kondisi ini menyebabkan sekolah-sekolah non pesantren, termasuk sekolah negeri di banyak wilayah Mandailing Natal (Madina) mengalami penurunan siswa. Salah satu sekolah yang terpengaruh adalah SMP Nageri 1 Bukit Malintang.
Dari pengakuan Kepala Sekolah Zulkarnain ketika menerima kunjungan Komisi I DPRD Madina, Senin (29/11) terjadi penurunan jumlah yang signifikan.
“Tahun-tagun sebelumnya jumlah siswa kita lebih dari 200, tapi tahun ini hanya 140 saja,” katanya.
Zulkarnaen mengatakan pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk membujuk orang tua agar menyekolahkan anaknya di SMP tersebut.
“Bahkan kita menjumpai masyarakat secara door to door. Sekolah daring membuat para orang tua siswa memilih menyekolahkan anaknya di yayasan (pesantren),” ujarnya.
Ketua Komisi I Zubaidah Nasution mengaku prihatin dengan keadaan sekolah tersebut.
“Kita akan sampaikan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan. Fasilitas sekolah ini tergolong lengkap, tapi siswanya sangat sedikit,” katanya.
Selain itu Zubaidah juga menyarankan agar pihak sekolah melakukan inisiatif sehingga anak-anak merasa nyaman sehingga minat untuk sekolah di SMP ini kembali muncul.
Komisi I menekankan agar sekolah meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa sehingga bisa bersaing dengan sekolah lain sederajat.
“Sehingga untuk tahun-tahun berikutnya menjadi pemicu bagi masyarakat menyekolahkan anaknya di SMPN 1 Bukit Malintang,” terangnya.
Saat ini vaksinasi menjadi satu indikator penentu level PPKM yang artinya juga menentukan bisa tidaknya sekolah tatap muka dilangsungkan. Kunjungan Komisi I ke Bukit Malintang pun pada dasarnya untuk mengecek persentase vaksinasi di tingkat pelajar.
Terkait hal ini, pihak SMPN 1 Bukit Malintang telah melakukan pendekatan yang bagus sehingga capaian vaksinasi di sekolah tersebut sudah hampir 100 persen.
“Kita ingin sekolah tatap muka terus berlangsung, untuk itu kita mendorong capaian target vaksinasi. Dari 140 siswa tinggal 6 orang lagi yang belum divaksin,” jelas Zulkarnain.
Kondisi penurunan jumlah siswa juga terjadi di sekolah-sekolah lain yang jauh dari Kota Panyabungan, misalnya di SMPN 1 Hutabargot dan SMPN 1 Panyabungan Barat.
Peliput: Roy Adam