Artikel

Pembangkit Panas Bumi Inlander

Ilustrasi

Tahun 2006, di Mataloko, NTT, muncul semburan lumpur dari perusahaan panas bumi di kawasan itu. Lubang semburan itu kemudian ditutup dengan 200 truk batu dan 150 truk semen.

Berhentikah? Ya. Tapi semburan baru muncul di berbagai titik seluas 5 hektar. Perusahaan kalah cepat dengan meluasnya semburan, karena alam jauh lebih dahsyat dari kemampuan hitungan manusia.

Saat seperti itu seharusnya perusahaan membangun rumah sakit yang representatif di sekitar kawasan eksploitasi. Setidaknya korban tidak harus setiap waktu dirujuk ke rumah sakit umum yang fasilitasnya selalu tidak memadai. Korban yang Anda bayangkan baru sepuluh dua puluh orang. Kalau ratusan atau ribuan orang bagaimana?

Itu berlebihan? Tidak! Alam itu tidak terduga. Karena Anda tidak tahu seperti apa kondisi di bawah tanah tempat Anda mendirikan rumah dan bersawah. Dunia bawah tanah bukan hal yang bisa diprediksi. Kalau tidak, tidak mungkin terjadi bencana.

Kenapa Lapindo begitu dahsyat? Karena ia berada di atas patahan bumi. Karena itu hingga 16 tahun kemudian tidak tertuntaskan.

Di Sumatera Utara ada tiga patahan bumi sepanjang 450 km. Salah satu patahan itu adalah Patahan Angkola yang menyebabkan gempa bumi maha dahsyat di Mandailing tahun 1892 dengan 6,0 skala richter. Gempa sekuat itu dapat merusak konstruksi bumi seluas 160 km.

Kalau kemudian hari ini SMGP menyemburkan lumpur, itu mah belum apa-apa. Ia belum berkontraksi dengan patahan Angkola. Saya tak bisa bayangkan dampaknya kalau itu terjadi.

Tak bisa kita menduga-duga. Kita hanya berharap SMGP punya hitung-hitungan seperti itu. Bencana adakalanya karena human eror, tapi bisa juga karena abai terhadap berbagai kalkulasi. Lebih buruk lagi kalau semua dianggap sepele.

Saya sebenarnya malas mengulas tentang SMGP. Karena hanya akan membuat banyak pahlawan nanti. Tapi alangkah naif kalau kita hanya berpikir tentang dampak positif energi dan sumber lapangan kerja baru. Apalagi kalau berpikir bahwa setiap bencana akan ada yang dapat tender baru, dll. Satu nyawa manusia tidak bisa ditumbalkan atas nama investasi. Belum lagi kerusakan alam, dll.

Ah, kita memang Inlander. Orang-orang goblok dalam kolonialisme. (Askolani Nasution)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.