Oleh : Dahlan Batubara
Pilkada Madina mulai angek. Perang polling sudah terjadi di media sosial. Sejak sepekan terakhir.
Jenis polling yang digunakan memakai aplikasi PollingKita.com. Sehingga tak perlu menyebut nama lembaga atau identitas pelaku pembuat polling.
Alhasil publik tak tahu siapa yang membuat polling.
Polling yang muncul duluan memenangkan pasangan Dahlan Hasan-Aswin Parinduri.
Polling ini dibuat tanggal 31/05/2020 Jam 08:22 WIB.
Entah apa yang terjadi, polling tandingan atau polling susulan justru muncul. Seolah hendak melawan polling yang muncul duluan.
Polling susulan memenangkan pasangan Sofwat Nasution-Zubeir Lubis.
Polling ini dibuat tanggal 01/06/2020 Jam 18:40 WIB.
Hebatnya, di polling duluan maupun polling susulan sama-sama menempatkan pasangan Sukhairi-Atika di posisi ketiga.
Anehnya, di kedua kubu polling tak ada mencantumkan nama Husein Nasution sebagai calbup pilihan.
Padahal walau belum punya pasangan, Husein Nasution tetap seorang kandidat calbup alias calon bupati karena kewajiban mengikuti rangkaian fit and proper test di banyak partai politik juga dilakukannya sebagaimana yang dilakukan pasangan calbup/cawalbup lainnya.
Yang pasti kedua polling ini telah meng-angek-kan Pilkada Madina. Membuat pilkada jadi “panas” di dunia facebook. Terutama dari masing-masing pendukung kandidat.
Indikasi perang polling ini angek bisa dilihat dari postingan Raja Bangun Nasution di wall fb-nya pada Selasa pagi (2/6/2020) yang kalimatnya berbunyi : “Kemarin kubu sebelah buat poling, sekarang buat poling baru. Kalau mau di bantu poling inbox aja, biar kita kerahkan tim DAHLAN-ASWIN. Mau 500 netizen apa 1000 netizen?? 🤣🤣🤣
Kan lumayan ada bahan meyakinkan parpol supaya dapat perahu lebih murah.😉✌”.
Raja Bangun menyertakan situs polling yang memenangkan Sofwat-Zubeir.
Salah satu yang mengomentari adalah akun Akian Kian, kalimatnya berbunyi : “Yg mana yg betul ini poling ketua…hehheheh”.
Menjadi pertanyaan adalah :
Mengapa nama Husein Nasution tak dicantumkan di kotak pilihan di dua polling itu?
Mengapa pula kubu pasangan Jakfar Sukhairi-Atika tak ikut latah membuat polling tandingan?
Atau apakah kubu Sukhairi-Atika menilai bahwa kedua polilling itu hanya polling pesanan? Semoga bukan pesanan.***