Medan,Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sumatera Utara (PKC PMII Sumut) menyesalkan pemotongan Biaya Operasional Sekolah (BOS), uang lauk pauk dan dana kesejahteraan guru yang dilakukan KUPT serta Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhan Batu.
Demikian ditegaskan Sekretaris PKC PMII Sumut Darwin Sipahutar di Medan, Kamis (29/09/2011).
Disebutkan, hal ini telah mencoreng dunia pendidikan. Dana yang seharusnya diperuntukkan kepada siswa yang kurang mampu dan guru demi meningkatkan mutu pendidikan ternyata dilahap oleh penguasa yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Hal ini kalau tetap dibiarkan terus berlajut mungkin tidak ada lagi guru yang mau mengajar di L Batu.
Dikatakan Dawin, masih segar dalam ingatan kita tentang raibnya pembayaran dana sertifikasi guru kepada 233 orang guru di L Batu terhitung mulai Januari sampai Juni 2010 sebesar Rp2,9 miliar. Padahal uangnya sudah dicairkan. Kekecewaan guru ini ternyata berlanjut sampai kepada pemotongan uang lauk pauk dan dana kesejahteraan guru yang dilakukan oleh KUPT dan Disidik L Batu.
“Masalah ini sudah sangat memprihatinkan namun tidak sedikitpun mendapat respon dari DPRD L Batu dan DPRD Sumut dan pelakunya masih tetap berkeliaran di L Batu tanpa merasa berdosa,” tegasnya.
Untuk itu PKC PMII Sumut meminta kepada aparat penegak hukum di L Batu agar segera memeriksa Kepala Dinas dan KUPT L Batu yang telah melakukan pemotongan dana kesejahteraan dan uang lauk pauk serta pembayaran dana sertifikasi guru.
PKC PMII Sumut juga menyesalkan sikap dan perlakuan KUPT dan Disdik L Batu yang memaksa sekolah-sekolah untuk membeli buku dan pemotongan dana BOS yang dikenakan kepada setiap siswa sebesar Rp1.500 waktu pembayaran buku. (BS-002)
Sumber : beritasumut.com