Seputar Madina

PP Gabema Madina Beberkan Dampak Negatif Geothermal


Panyabungan,

Ketua Pimpinan Pusat Keluarga Besar Mahasiswa Mandailing Natal (PP Gabema Madina) Agussalam Nasution mengatakan, sebetulnya banyak sekali dampak negatif dari kehadiran geothermal, diantaranya pengeboran sumur geothermal menghasilkan berbagai macam limbah.

Hal itu disampaikan Agussalam di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Jumat (25/03/2011).

Dijelaskannya, dalam eksplorasi geothermal jumlah limbah yang paling besar dihasilkan adalah drill cutting (serpih bor) yang menurut PP No 18 jo 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), drill cutting yang dihasilkan termasuk dalam limbah B3 yang wajib untuk dikelola.

Selain itu pembangunan geothermal juga akan mengakibatkan terjadinya ancaman hujan asam yang akan merugikan masyarakat, terganggunya stabilitas tanah sehingga bisa menimbulkan bahaya erosi dan amblesan (subsidence) akibat pengeboran (drilling) dan lalu lalangnya kendaraan pengangkut alat- alat berat (trailler).

Dampak lainnya juga adalah menyusut dan menurunnya debit maupun kualitas sumber mata air tanah maupun sungai-sungai di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air.

Selain itu kehadiran geothermal juga bisa berakibat terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2 dan H2S yang mana zat-zat ini juga bisa menyebebakan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat sekitar karena udara akan tercemar gas H2S yang dihasilkan PLTP pada tahap uji coba sumur pemboran.

“Jadi kalau dikatakan geothermal itu ramah lingkungan, tunggu dulu. Jangan langsung percaya,” tegas Agussalam yang pernah menjadi penyuluh lingkungan pada Yayasan Hayati Indonesia. (BS-026)
Sumber : Beritasumut

Comments

Komentar Anda