Pernah Dicicipi Amin Rais
Toge Panyabungan adalah makananan sejenis kolak campuran dari cendol, lupis, pulut merah dan disiram dengan kuah santan dan gula aren. Rasanya sangat manis dan nikmat. Bagimana sejarah toge Taing Tumpat ini sampai populer?
Roilah atau yang sering dipanggil Ibu Butet saat ini meneruskan usaha jualan Toge Taing Tumpat di pasar baru Panyabungan. Roilah adalah kemenakan dari Taing Tumpat.
Kepada Mandailing Online, baru baru ini Roilah menceritakan berjualan toge tersebut dilakukan secara turun temurun. Usaha ini dirintis pada era 1940-an oleh neneknya bernama Taing. Pada tahun 1950-an usaha dilanjutkan Umak Kosim, anak perempuan dari Taing.
Pada era 1980-an usaha tersebut dilanjutkan oleh Fateah atau yang sering dipanggil Taing Tumpat. Sejak Fateah melanjutkan jualan orang tuanya itu, toge mereka makin terkenal dan mengalami kepopuleran dengan sebutan Toge Taing Tumpat.
Ketika Fateah meninggal dunia pada tahun 2009 silam, banyak penggemar toge Taing Tumpat yang terkejut dan merasa kehilangan, bukan saja di Mandailing Natal, tetapi juga di Sumatera Utara.
Sejak Fatiah wafat, usaha berjualan toge tersebut dilanjutkan oleh Bu Butet hingga sekarang. Bu Butet adalah adik kandung Fatiah.
Meski banyak penjual toge di Panyabungan, namun keterkenalan toge Taing Tumpat tak pudar hingga kini. Dan boleh dikata semua yang pernah menjadi bupati Madina hingga era Hidayat Batubara sudah pernah berkunjung ke warung toge Taing Tumpat yang berada di bagian belakang pasar baru Panyabungan.
Samsul Arifin saat mencalon gubernur Sumut juga pernah mencicipi toge di warung Taing Tumpat tersebut. “.”Bapak Amin Rais waktu berkunjung ke Mandailing Natal, semasa beliau ketua PAN, sudah pernah mencicipi toge kita di warung ini,” ungkap Rolah. (ani)
Comments
Komentar Anda