Seputar Madina

Seputar Guru Olahraga Pukuli Wartawan


Korban Menolak Diajak Berdamai
MADINA-
Todung Mulya Lubis, wartawan media cetak yang dipukuli guru olahraga SMK Negeri 1 Siabu, Karoche, menolak diajak berdamai, Jumat (22/7).
Menurut Todung, Kamis (21/7) malam keluarga Karoche mendatangi keluarganya. Mereka (keluarga Karoche) ingin berdamai agar kasus ini tak berlanjut. Namun, keluarga Todung tidak mau berdamai dan tetap ingin kasus berlanjut.
“Mereka datang ke rumah tadi (kemarin) malam. Mereka minta damai, tetapi saya tak mau. Saya ingin kasus ini tetap berlanjut,” tegasnya.
Sementara itu, Karoche sudah ditetapkan sebagai tersangka. Berdasarkan keterangan saksi, Karoche telah melakukan pemukulan terhadap Todung Mulya Lubis. Tersangka diancam pasal 351 tentang penganiayaan ringan.
Hal ini disampaikan Kapolsek Siabu AKP S Daulay saat dikonfirmasi METRO, melalui telepon selulernya, Jumat (22/7).
“Kita telah menetapkan Karoche sebagai tersangka atas pemukulan itu, tapi kita belum memeriksa dia. Saat ini kita telah memeriksa sejumlah saksi, yakni kepala sekolah, Darlin, dan seorang wali murid yang saat itu berada di dalam ruangan,” sebut Kapolsek.
Kapolsek menambahkan, pihaknya akan memeriksa tersangka hari ini, Sabtu (23/7). Untuk sementrara tersangka disangkakan pasal 351 tentang penganiayaan dengan ancaman maksimal 2 tahun penjara.
Sebelumnya diberitakan, seorang wartawan jadi sasaran amuk seorang guru olahraga di SMA Negeri 1 Siabu, Madina, Kamis (21/7). Adalah Todung Mulya Lubis, wartawan media cetak terbitan Medan yang harus menderita luka lebam di bagian wajah karena dipukuli oleh sang guru tersebut. Tidak terima diperlakukan seperti itu, Todung membawa kasus ini ke kantor polisi.
Kejadian bermula saat Todung dan rekannya, Darlin mendatangi SMAN 1 Siabu atas undangan silaturahmi via telepon dari kepala sekolah (kasek) Drs Aliruddin Pulungan. Waktu dihubungi, kasek mengaku ingin membicarakan rekaman dugaan kutipan-kutipan liar di SMA yang dipimpinnya. Setibanya di sekolah tersebut, Todung dan Darlin menunggu di depan ruang Kasek. Tiba-tiba datang guru olahraga yang bernama Karoche dan langsung melontarkan kalimat kasar.
“Di mana kau simpan rekaman itu? Berikan sama saya!” ucap Todung menirukan kalimat Karoche.
Mendengar permintaan itu, ia (Todung) diam saja. Rekaman yang diminta Karoche adalah rekaman dugaan pengutipan liar pembayaran SKHU dan uang PMDK siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. “Saya punya rekaman kalau siswa yang mau mengambil SKHU, dan bagi yang ingin melanjutkan ke PT harus membayar Rp500 ribu per siswa. Itu lah (rekaman) yang diminta Karoche tetapi belum saya berikan,” beber Todung.
Dijelaskannya, laporan dugaan kutipan liar ini diperolehnya dari masyarakat sekitar. Atas dasar itu lah ia melakukan investigasi mencari tahu kebenaran dugaan kutipan tersebut. “Beberapa hari yang lalu, saya jumpa dengan Karoche dan dia minta rekaman itu, tapi tidak saya berikan tapi dia terus memaksa. Dan, saat diundang kepala sekolah untuk bersilaturahmi, saya mau saja. Ternyata saya malah mendapat perlakuan kriminal. Ia (Karoche) memukuli saya. Pukulannya beruntun ada sepuluh kali. Pukulannya melayang ke muka (wajah), kepala, dada, dan bibir,” terangnya sambil menunjukkan bibirnya yang pecah.
Todung menambahkan, usai dipukul Karoche, pihak sekolah bersama Camat Siabu Mukhlis MSi mengajaknya untuk negosiasi atas pemukulan tersebut, bahkan Kepala Dinas Pendidikan Madina Imron Lubis turut meminta Todung untuk berdamai agar kasus tersebut tidak diperpanjang.
“Mereka (Kadis, Kepsek, Camat, red) minta supaya kasus ini jangan diperpanjang dan dilakukan perdamaian, tetapi dalam hal ini saya tersakiti,” tambahnya.
Sementara itu, Karoche yang dikonfirmasi METRO usai melakukan rapat di ruang Camat Siabu membantah telah memukul Todung. Menurutnya, Todung yang memukul duluan. “Saya tak memukul dia (Todung, red), dia yang mukul saya,” bela Karoche.
Sedangkan rekan Todung, Darlin yang mengaku berada saat kejadian itu, mengaku melihat Karoche memukuli Todung dan bukan hanya sekali. “Saya lihat langsung Karoche memukuli Todung. Ia (Todung) hanya bisa menutupi wajah dengan tangan sembari berusaha menghindar,” beber Darlin.
Kadisdik Madina Imron Lubis, kepada wartawan usai melakukan negosiasi di ruang Camat Siabu mengatakan Todung yang terlebih dahulu memukul Karoche sehingga terjadi perkelahian. “Pengakuan Karoche, Todung yang duluan mukul, tetapi kita inginkan kasus ini berakhir dengan damai,” sebut Imron.
Kepala SMAN 1 Siabu Aliruddin, mengatakan pihaknya tidak tahu apa sebenarnya masalah yang terjadi antara Todung dengan Karoche. Menurut kasek, ia mendapat telepon dari Todung untuk mempertanyakan beberapa hal, tetapi dikatakan Aliruddin agar Todung datang ke sekolah. “Saya bilang dia datang saja ke sekolah, tetapi kalau persoalan mereka saya tak tahu karena saya masih 2 minggu bertugas di SMAN 1 Siabu ini,” akunya.
Kapolres Madina AKBP A Fauzi Dalimunthe SIK yang dikonfirmasi METRO melalui Kapolsek Siabu AKP S Daulay membenarkan pihaknya menerima pengaduan atas nama Todung Mulya Lubis dengan nomor surat pengaduan LP/52/VII/2011/Sek Siabu. “Benar kita menerima pengaduan itu, dan sekarang sedang dilakukan pemeriksaan terhadap korban,” sebut kapolsek. (wan)
Sumber : Metro_Tabagsel

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.