Oleh: Susi Ummu Ameera
Ibu Peduli Generasi
“Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berpikir.” (Imam Syafi’i)
Biadab! Inilah kata-kata yang pantas disematkan terhadap orang yang tega menyiksa dan membunuh darah dagingnya sendiri. Seperti yang baru-baru ini viral di jagat maya. Aksi kejam dan biadab dilakukan seorang suami kepada istri dan anaknya di satu rumah di Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Pelaku berinisial RN (31) tega menganiaya istrinya berinisial NI (31) dan membunuh anak perempuannya berinisial KPC (13) menggunakan parang (02/10).
Kekerasan suami terhadap istri atau ayah terhadap anak sering terjadi. Hal ini menunjukkan hilangnya fungsi qawwamah pada laki-laki. Sejatinya suami atau ayah adalah orang yang pertama menjadi benteng untuk mendapatkan kenyamanan dan pembelaan oleh anggota keluarganya. Bukan menjadi momok yang menakutkan.
Ada banyak hal yang menjadi penyebab, mulai dari tingginya beban hidup, gaya hidup buruk, dan lemahnya kemampuan mengendalikan diri.
Tingginya beban hidup terus meningkat sementara lapangan pekerjaan sulit didapatkan. Ditambah gaya hidup yang serba tinggi sedangkan kemampuan tidak memadai. Yang lebih parah adalah rendahnya taraf berfikir waras karena keimanan tidak dimiliki. Akhirnya mengambil jalan pintas yang salah hingga berakibat fatal.
Mesti ada perhatian serius dari semua pihak akan kasus-kasus seperti ini agar tidak terjadi lagi. Data yang tercatat hingga Oktober 2022 oleh Kemen PPPA ada 18.621 kasus KDRT di Indonesia, angka yang sangat fantastis dan sangat mencengangkan. Begitu hancurnya tatanan rumahtangga di negeri ini, anak-anak yang menjadi korban pun otomatis terus meningkat.
Sebenarnya ini bukan hanya persoalan individual, namun persoalan sistemik. Akibat sistem yang diterapkan berasal dari akal manusia maka solusi yang diberikan juga tidak akan mampu menyelesaikannya. Tidak dapat pula hanya solusi tambal sulam yang diterapkan, misal hanya berkutat memperbaiki akhlak dan perbaikan individu tidak cukup. Harus ada perbaikan dari semua lini kehidupan. Mulai dari tatanan individu, rumah tangga, masyarakat juga sistem kenegaraan.
Hanya sistem islam yang mampu memberikan solusi tuntas atas persoalan semacam ini secara mendasar dan menyeluruh. Islam akan memberikan pengaturan dan pengarahan bagaimana semestinya hak dan kewajiban suami istri. Sistem Islam juga memberikan solusi atas permasalahan ekonomi yang dialami rakyatnya dengan menjamin seluruh kebutuhan dasar, sekunder hingga tersier dengan memastikan barang kebutuhan tersedia dengan cukup.
Tak lupa pula Islam menjamin kesehatan, pendidikan dan keamanan setiap warga negaranya, dengan cara pengelolaan sumber daya alam secara mandiri untuk kepentingan rakyat, bukan untuk para elit tertentu.
Penerapan hukum yang salah akan melahirkan berjuta masalah. Yaitu penerapan sistem sekuler yaitu pemisahan agama dari kehidupan akar masalahnya. Sudah saatnya kembali pada sistem Islam yang berasal dari pencipta alam semesta beserta isinya, dengan cara memahamkannya dari akar hingga daun keseluruh manusia.