Berita Sumut

Jalur Darat Sudah Bisa Dilalui


Banjir Bandang Tongging

KARO- Setelah sempat terputus total pascalongsor dan banjir bandang, jalur transportasi darat antara Tongging-Paropo, Sikodon-kodon, Silalahi dan sejumlah desa tetangga di Kabupate Dairi sudah dapat dilalui.

“Tadi sore, lima dari delapan titik longsoran di badan jalan telah kita bersihkan. Sebenarnya target, Jumat (4/2) sore jalan sudah dapat dilalui kenderaan roda empat. Namun hanya tiga titik yang berhasil dievakuasi. Cuaca yang tidak mendukung, hujan deras menjadi kendala utama pengerukan tanah, batu dan pepohonan yang jatuh ke jalan,” ujar Kepala UPT Work Shoop PU Karo Thomas Tarigan kepada wartawan koran ini melalui telepon selularnya, Sabtu (5/2).
Lebih lanjut Thomas mengatakan, sejak sore kemarin jalur transportasi darat tidak lagi mengalami kedala. Namun, untuk mengantisipasi longosor susulan, Dinas Pekerjaan Umum Daerah (PUD) Kabupaten Karo masih meyiagakan alat berat di sekitar lokasi.

Menurut Tarigan, beberapa jam pasca banjir bandang dan longsor, pihak PUD Karo, menurunkan satu Back Hoe Loader, satu Back Hoe, dan tiga unit truk Cold Diesel. Back Hoe Loader dan ketiga truck Cold Diesel, di fungsikan untuk membersihkan longsoran.

Sementara Back Hoe, ditepatkan di Sungai Sigumbang, untuk mengeruk bagian sungai yang dangkal, akibat timbunan tanah dan pasir. Pengerukan itu sendiri, ujar Thomas, untuk meminimalisir terjadinya kembali banjir dalam waktu dekat, karena tidak mampunya sungai menampung debet air dari arah hulu (luapan, Red).
Anggota Komisi C DPRD Karo Rendra Gaule Ginting SH mengatakan, pihaknya akan meminta Pemkab Karo untuk serius dalam menangani bencana tersebut. “Perlu dilakukan penanganan yang matang sebelum ada hilang korban jiwa. Dalam APBD 2011 nanti, kami akan memperjuangkan anggaran guna pembangunan Tongging sekitarnya,” ucap Rendra.

Warga Desa Tongging, R Situkir mengatakan, sehari pascabanjir bandang dan longsor, aktivitas warga desa mulai berjalan normal.

Penduduk mulai mejalankan kegiata masing-masing seperti biasa (bertani, nelayan, dan berdagang). Namun diakuinya, sejumlah warga yang rumahnya mengalami rusak, masih terlihat melakukan perbaikan.(wan)
Sumber : Sumut POs

Comments

Komentar Anda