Ditabrak Truk di Jalinsum Sipirok-Psp
SIPIROK- Airmata Maslian Siregar (55) masih menetes di pipi usai pemakaman ibunya, Ompu Asmia (90), Kamis (19/1) pagi. Ompu Asmia meninggal Rabu (18/1) sekira pukul 14.00 WIB. Namun, belum lagi airmata itu mengering, Maslian harus menangis kembali saat takziah malam pertama sang ibu. Sebab, suaminya, Saruddin Batubara (55) tewas dalam kecelakaan di Jalinsum Sipirok-Psp, Kamis (19/1) malam.
Perempuan setengah baya itu tak henti-hentinya menangis dan histeris di RSUD Tapsel begitu melihat jasad seorang pria terbujur kaku bersimbah darah. Tengkorak kepalanya pecah, tangan kanan patah, dan sejumlah luka gores di bagian tubuh lainnya.
Informasi dihimpun METRO di lokasi, pria yang terbaring itu bernama Saruddin Batubara. Warga Dusun Paringgonan, Desa Situmba Julu, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan ini, merupakan korban kecelakaan lalu-lintas.
“Awalnya, korban hendak takziah (memberikan kata-kata sabar dan nasehat kepada ahli bait,red) malam pertama ke rumah mertuanya di Lingkungan Parausorat. Di tengah jalan, tepatnya di Jalinsum Sipirok-Psp, korban mengalami kecelakan setelah sepedamotor Revo BB 2420 HO yang dikendarainya senggolan dengan truk colt diesel BB 8358 FY,” terang saudara korban, H Ismail Batubara (73).
Menurut Ismail, korban berangkat dari rumahnya sekitar pukul 19.00 WIB. Korban pergi sendirian, istrinya telah lebih dulu berada di rumah mertua yang meninggal. Namun baru berjalan sekitar 1,5 km menuju Sipirok (jika dari Psp) Sarudin yang tidak memakai helm terkapar di pinggir jalan setelah tersenggol truk yang datang dari arah berlawanan.
Warga sekitar yang melihat tak berani mengambil tindakan. Sekitar 45 menit kemudian, baru pihak keluarga dan kepolisian dating dan membawa Saruddin ke RUSD Tapsel. Meski telah mendapat penanganan intensif, nyawa ayah lima anak itu tak dapat diselamatkan karena luka yang dilaminya cukup parah, terutama di bagian kepala. Akhirnya sekitar pukul 21.55 WIB, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Selanjutnya, pihak keluarga membawa jenazah korban pulang. Dan, Jumat (20/1) sekitar pukul 14.30 WIB, korban dimakamkan di pemakaman keluarga di Dusun Pinang Sori Desa Situmba, Kecamatan Sipirok.
“Biasanya kami selalu bersama di masjid, terutama saat salat Magrib, tapi karena dia (adik) berencana berangkat ke Parau untuk takziah mertuanya maka ia memutuskan salat di rumah. Ketika kami pulang dari masjid, kami masih melihatnya ke luar dengan sepedamotornya. Kami tak ada tegur sapa. Lantas berselang 30 menit lebih, datang kabar dari cucu (pahoppu) bernama Iwan (17) yang kebetulan melintas dan mengenali sepedamotor dan opungnya. Selanjutnya, ia mengabari kami. Dan, kami langsung ke sana dan membawanya ke RSUD bersama polisi. Namun nyawanya tak tertolong,” beber Ismail.
Ditambahkannya, memang beberapa hari terakhir adiknya (satu kakek) itu sering berkata aneh dan sering menyinggung masalah umur. “Saat berbincang, ia sering mengungkapkan masalah umur. Contohnya; andiganma giliran niba? (kapan giliran kita?),” terang Batubara.
Sebelumnya Kamis (19/1) malam, dr Sugiono SP B yang menangani korban menjelaskan, korban tiba di RSUD dalam kondisi kritis dan pingsan. Tulang tengkorak patah, nadi lemah, tangan kanan patah. Meski telah dilakukan upaya penyelamatan dengan infus, pemberian oksigen, dan lainya, tetap saja nyawa korban tak terselamatkan.
Kanit Laka Polres Tapsel Aipda Endang Efendi, yang dihubungi METRO Jumat (20/1) sekitar pukul 10.30 melalui telepon seluler membenarkan kejadian itu. Sopir dengan tiga penumpangnya serta satu unit truk telah dimankan di Polres Tapsel.
“Truk tersebut pulang dari pecan. Setelah kejadian itu sopir tancap gas dan menyerahkan diri ke polres. Semuanya masih dalam proses penyelidikan kita,” katanya. (ran.metrotabagsel)