Artikel

Sekulerisme Memosisikan Perempuan dan Anak Dalam Bahaya

Oleh: Nur Afni
Ibu peduli generasi

Sekulerisme adalah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, dan sistem inilah yang paling banyak memengaruhi negera-negara di dunia termasuk negara kita Indonesia. Namun sekulerisme ini telah memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat terutama kaum wanita dan anak-anak. Seperti kasus kekerasan dan pelecehan seksual.

Baru-baru ini, Polda Metro Jaya telah menyatakan bahwa wanita korban mutilasi di Bekasi bernama Angela Hindriati Wahyuningsih. Berdasarkan penelusuran, persoalan asmara diduga kuat melatarbelakangi pembunuhan Angela Hindriati Wahyuningsih. Motif pembunuhan tersebut diperoleh dari pengakuan tersangka M Ecky Listiantho (34) saat diperiksa polisi. Namun, polisi tidak menyebutkan secara detail persoalan asmara seperti apa yang menyebabkan pelaku membunuh dan memutilasi korban.
Korban dibunuh dengan cara dicekik saat keduanya bertengkar pada November 2021. Dua minggu setelah dibunuh, tersangka diduga memutilasi tubuh korban menggunakan gergaji listrik. Potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam dua kontainer plastik, astaghfirullah.

Selain kasus pelecehan terhadap perempuan, ada juga kasus pelecehan terhadap anak- anak. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi Bunga (bukan nama sebenarnya), anak perempuan berusia 12 tahun di Binjai Sumatera Utara yang tengah hamil 8 bulan diduga akibat kekerasan seksual yang dialaminya. Dalam kunjungannya tersebut, Menteri PPPA meminta keterangan dari orang tua dan pasangan suami-istri yang saat ini merawat korban, (6/1).

Menteri PPPA mendorong Pemerintah Daerah untuk memberikan perlindungan terbaik bagi korban sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, padahal seharusnya anak seusia ini masih sibuk dengan pelajaran dan bermain dengan teman-temannya. Kemudian kasus kekerasan terhadap anak juga dirasakan oleh seorang bocah bernama Malika.

Inilah salah satu dampak buruk dari pengaruh sekulerisme ini, masih banyak kasus-kasus lain yang terjadi akibat sistem yang memisahkan agama dari kehidupan ini. Lalu timbul pertanyaan di benak kita, dimana peran negara dan pemerintah, bukankah negara ini negara hukum?
Memang benar negara kita negara hukum, namun kondisi hari ini hukum tidak dijalankan sesuai syari’at Sang Pencipta (Allah SWT). Agama dipakai hanya untuk ibadah ruhiyah semata. Namun dalam memberikan sanksi kepada pelaku kejahatan dan kemaksiatan, syari’at Sang Pencipta tidak dipakai sama sekali, sehingga tidak memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan. Inilah hukum yang terjadi di negara kita ini, hukum dibuat seolah molor seperti karet/ tajam ke atas dan tumpul ke bawah. Padahal syari’at Allah SWT bersifat baku. Lalu mana yang disebut bahwa negara ini negara hukum? buktinya kejahatan semakin merajalela dan dimana peran penguasa yang katanya menjaga dan mensejahterakan rakyat.

Sekulerisme ini hanya akan merusak moral dan kepribadian masyarakat, serta banyaknya budaya buruk yang bebas masuk ke negara kita tanpa ada pengawasan dari negara. Sehingga semakin membuat dangkal pemikiran umat dan umat pun semakin terbelakang.

Padahal syari’at Islam sudah sangat jelas mengatur hubungan antara laki laki dan perempuan, sehingga tidak ada istilah “pacaran” di dalam Islam karena itu adalah perbuatan zina. Islam begitu menjaga kehormatan dan memuliakan perempuan. Jelas dalam Islam tentang sanksi hukum dari setiap kejahatan tegas dan mampu memberikan solusi tuntas sehingga menjadikan nya sebagai pencegah dan penebus. Apabila syari’at Islam diterapkan dalam menetapkan sanksi kejahatan maka orang akan berpikir ribuan kali untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan.

Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam karena hanya sistem Islamlah yang mampu melindungi dan mensejahterakan rakyat. Tidak hanya dengan berdoa tapi harus berusaha semaksimal mungkin untuk diterapkannya sistem Islam di muka bumi ini. Wallahualam bishawab.

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.