Oleh : Ahmad Asrin, S.Ag,MA Sekretari MUI Mandailing Natal
Hari ini kita masih berada di bulan Ramadhan 1436H, bulan yang penuh berkah rahmat dan maghfiroh, semoga kita bisa sampai pada penghujung nantinya dan kita semua memperoleh predikat itqun minannar yakni selamat dari api neraka.
Bila kita menjalani semua ibadah ramadhan dengan penuh keikhlasan, melaksanakan aturan yang ada serta ibadah sunnah kita penuhi, insya Allah kita akan memperoleh keridhaan Allah.
Ramadhan bulan yang sengaja diciptakan Allah untuk ummat manusia sebagai bulan pembenahan diri, agar pribadi muslim, agar ummat Islam menjadi muslim yang lebih bertaqwa.
Puasa Ramadhan adalah merupakan salah satu pilar atau pondasi bagian paling penting dalam struktur ajaran Islam :
Rasulullah bersabda, artinya : Islam itu dibina atas lima dasar, bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan berpuasa pada bulan Ramadhan.
Dasar dari pelaksanaan ibadah puasa adalah firman Allah SWT pada surat Al Baqarah 183 yang berbunyi : artinya : “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
Dari firman Allah tersebut jelas bahwa tujuan akhir dari pelaksanaan ibadah puasa tidak lain adalah membentuk manusia yang lebih bertaqawa atau meningkatkan taqwa seseorang. Demikian sayangnya Allah kepada kita yang telah menjadikan bulan Ramadhan sebagai sarana bagi kita untuk meningkatkan taqwa kita.
Bila kita membolak-balik kitab-kitab yang menerangkan tentang Bulan Ramadhan kita semakin menyadari betapa sungguh bulan Ramadhan mengandung banyak sekali kelebihan.
Antara lain adalah sabda Rasulullah : Artinya : “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka diampuni Allah dosa-dosanya yang terdahulu.
Pada hadits lain Rasulullah juga bersabda Artinya : Setiap amal anak Adam itu adalah untuknya kecuali puasa, puasa untuk Ku, dan Aku yang langsung akan memberi ganjaran
Demikian besarnya keutamaan puasa Ramadhan, sehingga setiap memasuki bulan rajab atau sya’ban Rasul mengajarkan kita doa :
Ya Alah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, kemudian sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Pada Hadis lain Rasulullah pernah mengatakan : Andai ummatku menyadari sepenuhnya akan keutamaan Ramadhan, maka mereka akan berharap Ramadhan ini terjadi sepanjang bulan setiap tahunnya.
Demikian tingginya keutamaan Ramadhan ini. Ada paling tidak beberapa fungsi Ramadhan :
Pertama, puasa sebagai bulan latihan. Yaitu latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah salah satu unsur dalam diri manusia yang memiliki kekuatan yang sangat besar untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang cenderung berprilaku menyimpang dari ajaran Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah sendiri mengakui tentang betapa bahayanya nafsu, bahkan beliau sebut sebagai musuh yang paling besar dari musuh dalam sebuah peperangan yang dahsyat sekalipun.
Kedua, puasa sebagai bulan mengasah hati. Dengan tidak makan dan minum pada siang hari di bulan puasa mungkin akan mengetuk hati kita untuk turut merasakan betapa sedihnya penderitaan orang yang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari untuk makan. Dengan demikian maka diharapkan akan lahir rasa kepedulian sosial, kedermawanan dan simpati untuk peduli kepada sesama, khususnya orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi. Prinsip kepedulian dalam ibadah puasa ini lebih nyata lagi tercermin pada syariah di penghujung Ramadhan ini yaitu adanya perintah zakat fitrah. Demikian tingginya ajaran Islam ini sesungguhnya.
Ketiga, puasa sebagai bulan menambah ilmu pengetahuan, yaitu banyaknya majelis-majelis ta’lim sepanjang Ramadhan, misalnya ceramah singkat sebelum tarawih, kuliah subuh, dan lain-lain sebagainya. Apalagi dengan kamajuan media komunikasi seperti TV yang menghadirkan program-program dakwah Islam di bulan Ramadhan, tausiah-tausiah, yang diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan tidak hanya tentang puasa tetapi untuk pengembangan ilmu dan wawasan keislaman serta pencerahan-pencerahan bagi umat tentang agama Islam yang rahmatan lil’alamin.
Dengan tinjauan tiga hal fungsi dari puasa Ramadhan tersebut maka dapatlah kita sebut bulan Ramadhan ini sebagai bulan latihan. Seorang muslim akan memetik hikmah manfaat dari keistimewaan Ramadhan manakala puasa dan ibadah ramadhan yang dilakukan secara total dan tulus. Secara total dalam pengertian menjalankan ibadah puasa dengan benar dan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah serta menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak pahala puasa kita. Para guru kita, ustad kita mengajarkan, ada hal yang membatalkan puasa dan ada hal yang membatalkan pahala puasa. Manakala kita tidak mampu membatasi diri pada hal yang dapat merusak pahala puasa maka, nilai puasa yang kita lakukan tentu tidak sempurna adanya.
Kemudian puasa dilakukan semata-mata untuk meraih ridha Allah. Itulah yang dimaksud dengan berpuasa secara total dan tulus. Apabila kita ingin puasa benar-benar member bekas pada diri kita dalam rangka peningkatan takwa kita.
Rasulullah Saw bersabda : Berapa banyak orang berpuasa namun tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain lapar dan haus.
Apalagi momentum 17 Ramadhan yang kita kenal dengan Nuzulul Quran (turunnya Alquran), semestinya menambah kecintaan kita kepada Alquran, semakin rajin kita membacanya dan semakin kuat komitmen kita untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup dalam kehidupan kita.
Mudah-mudahan puasa yang kita laksanakan benar-benar memberi bekas bagi pembentukan kerpibadian kita menjadi pribadi muslim yang lebih baik, sebagaimana tujuan dari disyariatkannya puasa itu sendiri, amin ya rabbal’alamin.